Lihat ke Halaman Asli

ABDUL MUIZ

Guru Matematika MAN Bangkalan

Politik Transaksional, Hanya Membodohi Kita!

Diperbarui: 27 November 2024   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Koleksi Pribadi Penulis 

Politik transaksional, sebuah fenomena yang sayangnya masih marak terjadi dalam sistem demokrasi kita, adalah praktik di mana suara pemilih ditukar dengan keuntungan sesaat, seperti uang, barang, atau janji palsu. Dalam konteks ini, pemilu tidak lagi menjadi arena untuk memilih pemimpin yang berkualitas, tetapi berubah menjadi pasar transaksi yang melemahkan nilai-nilai demokrasi dan moralitas.

Apa Itu Politik Transaksional?

Politik transaksional adalah hubungan antara kandidat atau partai politik dengan pemilih yang didasarkan pada imbalan material. Bentuknya bisa berupa uang, sembako, atau proyek-proyek tertentu yang dijanjikan menjelang pemilu. Praktik ini memanfaatkan kebutuhan masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kondisi ekonomi sulit, untuk mendapatkan suara dengan cara yang tidak etis.

Bahaya Politik Transaksional

  1. Merusak Esensi Demokrasi
    Demokrasi seharusnya menjadi sistem yang melibatkan partisipasi rakyat secara sadar dan bebas. Namun, politik transaksional mengubah proses ini menjadi ajang jual beli suara, di mana pemimpin yang terpilih bukan karena kompetensi atau integritasnya, melainkan karena kemampuan finansialnya.

  2. Melanggengkan Korupsi
    Kandidat yang mengeluarkan banyak biaya untuk membeli suara akan cenderung mencari cara untuk mengembalikan investasinya setelah terpilih. Hal ini membuka peluang bagi praktik korupsi yang merugikan negara dan masyarakat.

  3. Membodohi dan Memiskinkan Rakyat
    Politik transaksional memperkuat siklus kebodohan dan kemiskinan. Rakyat yang terbiasa menerima uang atau barang untuk memilih akan kehilangan kesadaran kritis. Mereka tidak lagi memilih berdasarkan visi, misi, atau kualitas calon pemimpin, tetapi hanya karena keuntungan jangka pendek yang diberikan.

  4. Menghancurkan Kepercayaan Publik
    Ketika rakyat menyadari bahwa pemimpin yang terpilih tidak memenuhi janji atau hanya mementingkan kepentingan pribadi, kepercayaan terhadap sistem politik akan runtuh. Hal ini berujung pada apatisme politik dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemilu berikutnya.

Islam dan Larangan Politik Transaksional

Dalam Islam, politik transaksional termasuk dalam kategori risywah (suap) yang sangat dilarang. Rasulullah SAW bersabda:
"Allah melaknat pemberi suap dan penerima suap." (HR. Abu Dawud).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline