Lihat ke Halaman Asli

Abdul Malik Akbar

Hanya makhluk hidup biasa

Etika Komunikasi Medsos dalam Al-Quran

Diperbarui: 26 Februari 2022   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah kita sadari jika penggunaan media sosial semakin menjalar seiring berjalannya zaman, di tahun 2016, dari 256,2 juta jiwa penduduk Indonesia, terdapat 132,7 juta jiwa yang sudah terhubung ke internet. Kemenkominfo juga mengungkapkan dari 63 juta orang pengguna internet, 95 persen-nya menggunakan internet untuk mengakses media sosial.

Tentunya jika melihat angka tersebut tidak berada pada kata banyak, namun sangat banyak. bayangkan betapa keruhnya jejaring media sosial saat ini. Dikarenakan aktivitas bersosial media itu adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara Online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu dan banyak penggunanya, maka tidak memungkiri akan adanya masalah komunikasi dalam pelaksanaannya.

Contohlah kasus hoaks yang sudah banyak terjadi, seperti kasusnya Ratna Sarumpaet, babi ngepet, dan Dwi Hartanto yang digadang-gadang sebagai penerus pak Habibi. Ada juga kasus karena ujaran kebencian seperti kasusnya Ahmad Dhani, musisi ibukota ini dilaporkan oleh sebuah kelompok pendukung Ahok-

Djarot, yaitu BTP Network terkait dengan penyebaran informasi yang menimbulkan kebencian.

Kasus-kasus di atas akan menimbulkan dampak negatif terhadap pelaku dan pengguna yang lainnya. Seperti pidana bagi pelaku, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga/instansi pemerintah, timbulnya rasa cemas, munculnya kekhawatiran, ketakutan, rasa curiga, hilangnya rasa saling percaya, permusuhan dan terdegradasinya etika serta sopan santun di masyarakat. Dampak ini timbul dikarenakan banyak faktor, salah satunya tidak adanya landasan etika komunikasi dalam penggunaan sosial media.

Padahal dalam Al- Quran sendiri sudah dijelaskan bagaimana etika berkomunikasi yang dapat dipraktikkan dalam penggunaan sosial media maupun dalam keseharian kita.

Komunikasi dalam Al-Quran

Al-Quran menyebutkan bahwa komunikasi merupakan salah satu fitrah manusia. Dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikan dirinya dan membentuk jaringan interaksi untuk berkomunikasi sosial guna mengembangkan kepribadiannya.

Seperti berkata verkatalah dengan Qaulan sadidan, kata tersebut disebut dua kali disebut dalam Al-Quran. yang pertama, Allah menyuruh manusia menyampaikan qoulan sadidan (perkataan yang benar) dalam urusan anak yatim dan keturunan yakni di QS. 4:9. Yang kedua, di QS. 33/70 yang di dalamnya Allah memerintahkan qoulan sesudah bertakwa.

Dari dua ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Allah memerintahkan manusia untuk senantiasa bertakwa yang harus di barengi dengan perkataan yang benar adanya. Allah akan senantiasa memberikan balasan sesuai dengan amal-amal yang telah di perbuat dan Allah akan mengampuni dosamu. Barang siapa yang taat dan bertakwa kepada Allah niscaya akan memperoleh keberuntungan yang berlimpah. Berkata dengan benar adalah prinsip komunikasi yang terkandung dalam Al-Quran dan mengandung makna dan pengertian yang benar.

Ada juga Qoulan Balighan, yang bermakna perkataan yang sampai kepada maksud dan berpengaruh sehingga membekas dijiwa. Dalam Al-Quran Qoulan Balighan di ungkapkan dalam surah An-Nisa' ayat 63 yang di dalamnya yaitu perkataan yang memiliki maksud dan tujuan yang jelas. Berkata hingga berbekas dijiwa yang dimaksud di sini adalah perkataan yang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline