Lihat ke Halaman Asli

Abdul Majid Hariadi

Guru, Penulis, Pengajar Praktik Guru Penggerak, Fasilitator Guru Penggerak

Strategi Membuat Keyakinan Kelas

Diperbarui: 13 Juli 2023   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan menjadi salah satu temat terbaik untuk persemaian benih-benih kebudayaan. Guru dapat menciptakan kelas yang aman, nyaman, dan menyenangkan melalui penerapan budaya positif. Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Penerapan budaya positif di sekolah sangat penting karena dapat membentuk karakter warga sekolah.

Salah satu Budaya Positif yang dapat diterapkan adalah dengan membuat keyakinan kelas. Keyakinan kelas adalah nilai-nilai universal yang disepakati tanpa ada paksaan dan diyakini bersama yang berasal dari penyatuan pikiran untuk menjadi nilai-nilai kebaikan dan dilaksanakan oleh seluruh warga kelas.

Keyakinan kelas menjadi tujuan dan fondasi dalam memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas. Dengan praktik pembuatan keyakinan kelas murid dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang diyakini dalam kelas. Dengan keyakinan kelas, murid akan lebih memiliki motivasi internal untuk menjalankan keyakinan, dibandingkan melaksanakan peraturan yang tidaka terlibat dalam penyusunannya. Selain itu, murid dapat memahami makna dan tujuan dari keyakinan yang dibuat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan keyakinan kelas: 1) Dalam membuat pernyataan keyakinan kelas senantiasa dalam bentuk yang positif. 2) Keyakinan kelas yang dibuat tidak terlalu banyak, sehingga mudah dipahami dan diingat oleh warga kelas. 3) Keyakinan kelas yang dibuat seharusnya yang dapat diterapkan di lingkungan kelas. 4) Semua warga kelas harus berkontribusi melalui curah pendapat dalam pembuatan keyakinan kelas. 5) Keyakinan kelas dapat ditinjau kembali dari waktu ke waktu.

Selanjutnya, kita dapat memandu murid untuk membuat keyakinan kelas. Beberapa prosedur dapat diterapkan dalam pembuatan keyakinan kelas, yaitu: 1) Guru menjelaskan konsep keyakinan kelas kepada murid. 2) Semua murid di kelas bercurah pendapat tentang keyakinan kelas yang diinginkan. 3) Guru meminta murid menuliskan satu keyakinan kelas yang diinginkan di kertas pos it yang sudah dibagikan oleh guru. 4) Murid menempelkan kertas pos it di papan tulis. 5) Guru dan murid meninjau kembali keyakinan kelas yang ditulis. Mungkin masih ada yang menulis dengan pernyataan negatif. 6) Guru dan murid kemudian mengelompokkan menjadi nilai-nilai kebajikan yang menjadi inti dari keyakinan yang sudah ditulis. 7) Guru dan murid meninjau ulang, menyalinnya di kertas karton, menyetujui, dan menandatangani keyakinan kelas. 8) Keyakinan kelas di tempel di dinding kelas.


Setelah murid memahami keyakinan yang dibuat secara baik, murid dapat diberi kesempatan memperdalam keyakinan kelas dengan mempelajari tanggungjawab setiap warga kelas. Pada proses ini murid diajak berdiskusi tentang tanggung jawab dan hak masing-masing warga kelas, yaitu apa tugas guru dan bukan tugas guru serta apa tugas murid dan bukan tugas murid.

Misalnya, dari diskusi pendalaman keyakinan kelas didapatkan hasil sebagai berikut: Guru tugasnya, mendidik, mengajar, memberi nilai, menjawab pertanyaan, mengatur kelas, menegakkan peraturan kelas, peduli terhadap semua murid, melaksanakan keyakinan kelas. Murid tugasnya, belajar, mengerjakan tugas, menghasilkan karya terbaik, bertanya bila tidak paham, mengikuti peraturan, menjaga kebersihan dan ketertiban, mendengarkan penjelasan, melaksanakan keyakinan kelas. Guru tugasnya bukan menyakiti atau disakiti, merapikan barang milik murid, memaksa murid sesuai kehendak. Murid tugasnya bukan menyakiti atau disakiti, merusak fasilitas kelas, mengambil barang milik orang lain.

Keyakinan akan memberikan motivasi dari dalam diri. Sehingga warga kelas akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan kayakinannya. Penerapan budaya positif menjadi upaya untuk menciptakan kelas dan sekolah yang wellbeing sehingga tercipta kebahagiaan  secara lahir dan batin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline