Lihat ke Halaman Asli

Abdul Majid Hariadi

Guru, Penulis, Pengajar Praktik Guru Penggerak, Fasilitator Guru Penggerak

Oase di Tengah Polemik Persepakbolaan Indonesia

Diperbarui: 27 Februari 2019   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pembentukan dan keberangkatan tim nasional pada ajang Piala AFF U 22 Tahun 2019 penuh dengan dinamika. Induk organisasi yang memiliki otoritas tertinggi yaitu PSSI masih diselimuti persoalan mafia bola. 

Pucuk pimpinannya mengundurkan diri dan Plt. Ketua Umum PSSI yang baru Joko Driyono menyandang status tersangka terkait pengaturan hasil pertandingan.

Demikian juga pada saat penyusunan komposisi pemain, pelatih Indra Sjafri menemui beberapa kendala. Selain persiapan yang tergolong singkat beberapa pemain yang menjadi incarannya juga tidak diijinkan oleh klubnya untuk masuk ke timnas. Pemain tersebut adalah Egy Maulana Fikri (Lechia Gdansk), Saddil Ramdani (Pahang FA), dan Ezra Walian (RKC Waalwijk).

Bahkan pemain yang mencetak gol kemenangan timnas Indonesia atas Thailand Osvaldo Ardiles Haay, pada saat seleksi timnas sempat mengikuti trial bersama CD Numancia. Walaupun kemudian akhirnya dia pulang dan bisa bergabung dengan timnas Indonesia.

Tidak hanya itu saja kondisi bangsa menjelang pemilu yang dipenuhi dengan hiruk pikuk politik seolah menutup perhatian semua pihak pada persiapan timnas Indonesia di ajang AFF U22 tahun 2019 di Kamboja. Sampai pada kemudian keberhasilan timnas menjuarai turnamen ini akan dijadikan komoditas politik dan mengaku tentang siapa yang paling berjasa membawa timnas juara. Dan klaim itu tidaklah penting, karena kami sudah melihat siapa yang bertarung di lapangan mengibarkan panji Garuda.

Bagaimanapun, ajang ini telah menguatkan memori kita tentang tumbuhnya talenta-talenta yang dimiliki Indonesia. Siapa sebelumnya yang mengenal Sani Rizki Fauzi, yang kemudian namanya akan selalu dikenang karena menodai gawang Thailand untuk pertama kalinya setelah pada penyisihan di ajang ini tidak pernah kebobolan. Siapa yang sebelumnya mengenal Marinus Wanewar, yang kemudian dia menjadi top score dengan tiga gol.

Kemenangan Timnas Indonesia yang mengalahkan Thailand di partai puncak dengan skor 2-1 pada ajang AFF U22 2019 telah membuktikan bahwa keterbatasan dan rintangan bukanlah menjadi penghambat untuk berprestasi. 

Semangat, dedikasi, optimisme, dan kebanggaan terbukti mampu meruntuhkan tembok pertahanan lawan. Oase itu muncul di tengah kegersangan prestasi, rendahnya komitmen pengelolaan organisasi,  dan relasi sosial yang terkoyak dengan berbagai kepentingan pragmatis. Terima kasih Garudaku. Bawalah kami terbang dengan penuh kebanggaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline