Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Zain

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Ada Strateginya, Jangan Buru-buru Ingin Punya Anak

Diperbarui: 14 Maret 2021   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Popmama.com

Sekolah -- lulus - dapat kerja -- menikah - punya anak, cita-cita sederhana yang kerap tertanam di benak manusia.

Apakah anda juga bercita-cita seperti di atas? Tak apa, saya tidak menyalahkan, tapi perlu dingat bahwa segala sesuatu harus dipikirkan. Jika masalah pernikahan sudah dibahas di artikel sebelumnya yang berjudul "Pentingnya Menunda Nikah di Usia Muda", maka pada kesempatan ini kita akan membahas ke jenjang berikutnya, yaitu rencana punya anak.

Anak dianggap sebagai hiasan rumah tangga, rasanya ada yang kurang jika hubungan suami istri tidak dilengkapi dengan sang buah hati. Apalagi jika orang tua kita belum merasakan menggendong cucu, sudah pasti akan menanti dan menagih lahirnya sang buah hati.

Tidak hanya orang tua, sepasang suami istri yang baru saja menikah juga tidak sabar untuk berganti status menjadi seorang ayah, dan ibu. Mereka ingin mendengar tangisan manja ketika anaknya sedang mengompol, atau ketawa lucu ketika anaknya sedang dikudang.

lebih dari itu, seorang ayah dan ibu pasti ingin yang terbaik buat anaknya, dari makanan, pakaian, fasilitas, pendidikan, cinta kasih, dan apapun itu. Semangat mereka bekerja sudah bukan buat dirinya sendiri, melainkan untuk sang anak.

Namun bukan berarti ketika menikah langsung buru-buru pengen punya anak. Seperti halnya pernikahan, kita juga harus mencari waktu yang tepat untuk kapan mempunyai momongan. Karena tanggung jawab atas anak terus melekat pada orang tua sampai ia tumbuh dewasa, dan menikah.

Jangan sampai anak menjadi korban atas perbuatan dari orang tuanya sendiri, seperti yang diberitakan di media tentang anak yang putus sekolah karena masalah biaya, penelantaran anak, gangguan psikis anak karena orang tua bercerai, dan semacamnya.

Maka dalam artikel ini akan memberi beberapa pertimbangan, dengan harapan sepasang suami istri yang baru menikah dapat berpikir kembali dan merancang strategi dalam penentuan waktu yang tepat untuk memiliki anak, yaitu:

  1. Visi Keluarga
    Sering-seringlah berdiskusi dengan pasangan, tentang apapun itu, termasuk tentang masa depan keluarga, tanyakan kepada suami atau istri mengenai kesiapan untuk memiliki momongan. Jangan sampai ada miss komunikasi dengan pasangan. Jika terdapat perbedaan pandangan, segera cari solusi. Tentu dengan cara yang baik dan benar.

  2. Karir
    Tidak hanya pria, sekarang perempuan juga banyak yang memilih jalan untuk berkarir. Pastikan sungguh-sungguh jika anda ingin mengejar sebuah karir tertentu, keberadaan anak tidak menjadi masalah. Dan tanyakan kepada diri anda, mampukah meluangkan waktu untuk berbagi kasih kepada sang anak?

  3. Finansial
    Walaupun tidak melulu soal uang, namun tanpa uang bisa jadi persoalan. Siapkan dengan matang pondasi finansial anda untuk kelahiran sang buah hati. Tanggung jawab anda akan bertambah disini, mulai dari sandang, pangan, dan pendidikan buat sang anak akan membutuhkan biaya lebih. Jangan sampai anak anda ikut menanggung kesusahan karena keterbatasan ekonomi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline