Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Zain

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Puisi: Gelora Nafsu di Pinggir Geladak

Diperbarui: 10 Maret 2021   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pexels

Gelora Nafsu di Pinggir Geladak

Siang bolong aku duduk di pinggir geladak
Ditemani hiruk pikuk orang berlayar
Hari itu terasa nestapa
Mungkin karena nafsuku yang begitu besar
Semakin ditahan, semakin menggelegar
Padahal nampak sulit untuk digapai

Terik mentari memaksaku untuk bergeser
Sedikit mundur untuk menyingkir dari panasnya
Duduk bersender pagar, terasa lebih baik
Nampaknya sudah satu jam aku merenung
Sedikit gusar, aku tidak mau pulang dengan rasa hampa
paling tidak menuai gairah

Dengan perlahan, binar surya mulai merendah
Pertanda hari makin sore
Sedikit kapal masih singgah, selebihnya sudah berlayar
Apakah kapal-kapal itu akan sampai tujuan?
Sampai atau tidak itu misteri
Yang pasti kapal-kapal itu tetap berlayar

Barangkali aku adalah kapal-kapal itu
Yang bernafsu besar untuk harapan
Tidak peduli apa yang terjadi kemudian
Yang penting tetap berlayar
Sial, kali ini aku tidak dapat menahan nafsu
aku adalah kapal!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline