Pada periode kepemimpinan 2024-2026, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) mengalami salah satu momen yang menjadi sorotan banyak pihak. Pengantaran Ketua Umum DPP IMM Periode 2021-2023 Abdul Musawir Yahya, bersama Ketua Bidang Hikmah Politik DPP IMM periode 2021-2023, Baiquni Alshafa ke kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menimbulkan gelombang kontroversi di kalangan anggota IMM. Untuk memahami lebih dalam mengenai implikasi politik dan bagaimana berpikir matematis dapat memberikan perspektif dalam analisis ini, Saya akan membahas berbagai aspek yang terlibat dalam peristiwa ini.
1. Berpikir Matematis dan Kadernet dalam Politik
Berpikir matematis, atau sering disebut berpikir rasional dan analitis, memungkinkan kita untuk melihat sebuah peristiwa dari berbagai sudut pandang yang terukur dan logis. Dalam konteks politik, berpikir matematis dapat membantu mengidentifikasi pola-pola yang mungkin tidak terlihat secara langsung, menganalisis hubungan kausal antara keputusan politik dan dampaknya, serta memprediksi konsekuensi jangka panjang dari sebuah tindakan. Di sinilah konsep "kadernet" berperan penting.
Kadernet dalam hal ini mengacu pada jaringan kader-kader IMM yang tersebar di berbagai bidang dan tingkat organisasi. Jaringan ini, seperti halnya jaringan matematika, memiliki simpul-simpul yang saling terhubung dan dapat mempengaruhi satu sama lain. Setiap keputusan yang diambil oleh simpul sentral (dalam hal ini, DPP IMM) akan berdampak pada simpul-simpul lainnya (anggota dan cabang IMM di berbagai daerah). Oleh karena itu, pendekatan matematis memungkinkan kita untuk memahami bagaimana sebuah keputusan dapat memicu reaksi berantai di seluruh jaringan ini.
2. Analisis Kunjungan ke Kantor DPP PSI
Keputusan Abdul Musawir Yahya dan Baiquni Alshafa untuk mendatangi kantor DPP PSI bisa dilihat sebagai sebuah langkah strategis yang mempertimbangkan berbagai faktor politik. PSI, sebagai partai politik, dikenal dengan sikapnya yang progresif dan inklusif, terutama terhadap kaum muda. Dari sudut pandang berpikir matematis, langkah ini dapat dilihat sebagai upaya untuk menjalin hubungan yang lebih kuat dengan elemen-elemen politik yang sejalan dengan semangat perubahan dan inovasi, yang mungkin dianggap relevan dengan visi dan misi IMM ke depan.
Namun, dalam jaringan kader IMM yang beragam, langkah ini bisa menimbulkan persepsi yang berbeda. Ada anggota yang mungkin melihatnya sebagai bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai IMM yang berakar pada Muhammadiyah dan menjaga jarak dari politik praktis. Di sisi lain, ada juga yang melihatnya sebagai langkah maju untuk memperluas pengaruh dan membawa perubahan yang positif. Dalam jaringan kadernet ini, setiap simpul (komisariat atau cabang) memiliki perspektif dan reaksi yang berbeda terhadap tindakan pusat.
3.Kontroversi di Akar Rumput
Di kalangan akar rumput IMM, keputusan ini menimbulkan reaksi yang beragam dan seringkali negatif. Banyak yang merasa bahwa kunjungan tersebut merusak integritas IMM sebagai organisasi yang seharusnya menjaga jarak dari politik praktis dan berfokus pada pengembangan intelektual serta sosial keagamaan anggotanya. Kontroversi ini mencerminkan ketegangan antara dua pendekatan berbeda dalam melihat peran IMM di tengah masyarakat: sebagai agen perubahan sosial yang netral secara politik, atau sebagai entitas yang aktif dalam arena politik untuk mendorong perubahan dari dalam.
4. Implikasi Jangka Panjang