AKSI NYATA MODUL 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Oleh: Abdullah Salam, S.Pd.
CGP Angkatan 10 Kabupaten Jepara
Pada kesempatan kali ini saya mendapatkan peluang menuliskan pengalaman saya mewawancara dengan kepala sekolah di institusi Saya mengajar. Beliau adalah pak Eko Sulistiyanto, S.Pd., Kons.,M.Pd. yang sudah berpengalaman menjadi kepala sekolah kurang lebih 13 tahun di 3 sekolah yang berbeda. Pada aksi nyata modul 3.1 ini tujuan pemebelajaran khusunya adalah CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah. Sebelum menuliskan pengalaman wawancara tersebut, saya akan memaparkan rangkuman modul 3.1
- Rangkuman modul 3.1
- Sebagai sebuah institusi moral, sekolah adalah sebuah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral.
- Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin di sekolah akan menghadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Situasi seperti ini disebut sebagai sebuah dilema etika. Disaat itu terjadi, keputusan mana yang akan diambil? Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)