Lihat ke Halaman Asli

Nafsu

Diperbarui: 25 Maret 2019   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Badan atau Seluruh Tubuh Manusia terbuat dari hasil NAFSU, yang berawal dari NAFSU persetubuhan dua insan Manusia, lalu tumbuh menjadi dewasa dipupuk oleh NAFSU, nafsu makan, nafsu minum, nafsu melakukan hal yang baik, nafsu melakukan hal yang buruk, nafsu ibadah, nafsu maksiat, nafsu dan lain-lain, jadi apa apa yang kita bisa dan lakukan sekarang adalah semua produk dari NAFSU...

Sedangkan walau sebaik apapun kalau produk dari hasil sebuah NAFSU tetap merupakan suatu NAFSU atau KEINGINAN MANUSIA, bukan keinginan dari TUHAN SANG PENCIPTA ALAM.

Ciri-ciri utama dari sesuatu hal yang merupakan produk NAFSU adalah selalu ber "PAMRIH", yang kedua ada "NIAT"...
PAMRIH yang halus sehingga tak terasa adanya pamrih, ataupun pamrih yang kasar yang memang terlihat dan sangat diharapkan...
NIAT tidak sama dengan keinginan, karena tanpa niat pun keinginan dapat terlaksana kan.

NAFSU memang dianugerahkan kepada Manusia untuk memelihara hidupnya di Dunia,  manusia tanpa NAFSU maka tidak akan jadi Manusia atau malahan akan mati kalau manusia tanpa NAFSU nya.
Semua Nafsu - nafsu itu didalam tubuh Manusia menjelma menjadi Nyawa atau Sukma atau Atma atau Qorrin(biasa disebut Jin Qorin).

Bagaimana keinginan manusia(NAFSU) itu bisa sejalan dengan Keinginan TUHAN ?

Allah SWT berfirman:

"Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan ROH (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya."
(QS. Sad 38: Ayat 72)

Apakah ROH yang ALLAH SWT tiupkan itu berupa NAFSU ? Tentu bukan...

"Kemudian apabila AKU telah sempurnakan kejadianya... "

Apa yang disempurnakan NYA ?
Tentunya adalah sebuah Janin yang disempurnakan bentuknya, lengkap dengan seluruh anggota tubuhnya atas KEHENDAKNYA pula NAFSU Manusialah yang membentuknya.
Setelah selama 4 bulan pembentukan Janin menjadi seorang Bayi oleh NAFSU Manusia didalam kandungan,  maka "ditiupkan lah" atau "diturunkanlah" sesuatu yang suci yang datang dari sisi ALLAH SWT yang bukan dari unsur Bumi atau Nafsu, yaitu berupa  ROH untuk mendiami atau mengisi seorang Bayi tersebut dengan tugas menjadi pembimbing selama Bayi tersebut hidup di dunia, menjadi dewasa dan tua lalu meninggalkan BUMI ini untuk mempertanggungjawabkan hidupnya Bayi tersebut hingga dewasa dihadapan ALLAH SWT...

Jadi jelas yang bertanggung jawab terhadap diri Manusia kepada ALLAH SWT adalah ROH tersebut yang datang dari Teras A'rsy dan kembali ke Teras A'rsy pula,  di SISINYA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline