Lihat ke Halaman Asli

Bangkit Sejak Dini dan Tumbuh Sehat Bersama Sastra

Diperbarui: 19 Januari 2022   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Sastra anak memiliki peranan penting terhadap tumbuh kembang anak, khususnya dalam merangsang daya imajinasi dan menumbuhkan karakteristik bagi anak. Memiliki generasi yang unggul merupakan impian bagi semua orang, baik lingkungan kecil yang berupa keluarga maupun lingkungan besar yang mencakup masyarakat ataupun negara. Dunia anak sangat erat dengan proses adaptasi, sikap riang gembira serta suka menirukan segala hal yang terjadi di sekitarnya merupakan ciri khas anak-anak. Oleh sebab itu, kehadiran orang tua dibutuhkan dalam proses pemilihan bahan bacaan dan pengawasan terhadap anak. Dengan membaca karya sastra, anak dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang menyenangkan dan menggembirakan.

Pada dasarnya, sastra anak memiliki tatanan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami dibandingkan dengan sastra dewasa atau sastra pada umumnya. Singkatnya, sastra anak adalah cara orang tua untuk ngemong[1]  anak-anaknya. Hal ini senada dengan Sarumpaet (1976:21) yang menyatakan bahwa sastra anak adalah karya sastra yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua.

 

Sastra anak juga berfokus pada kesesuaian kehidupan nyata, di mana ada sebab di situ pasti ada akibat yang akan diperoleh, serta terdapat nilai-nilai moral yang secara otomatis tersaring dengan mudah oleh penikmat sastra. Menurut Huck  ( Nurgiyantoro, 2010:6) anak sebagai pusat penceritaan ( children's books are books that have the child's eye at the center) : pengetahuan dan pengalaman anak sesuai perkembangan emosi dan kejiwaan.

 

Pembahasan

 

Mengenalkan karya sastra sebagai suatu bacaan atau bahan bercerita kepada anak merupakan salahsatu upaya pembekalan sejak dini dari orang tua kepada anaknya. Bagaimana tidak, era globalisasi yang sulit terkontrol dapat memaksa anak-anak mengetahui suatu hal yang diluar batas tahapan usianya, seperti berbicara kotor ataupun bergelagat seperti orang dewasa yang tidak sesuai dengan masanya. Jika karya sastra telah merasuk ke dalam jiwa anak sejak usia dini, maka anak akan lebih terbekali oleh gambaran hidup yang sesungguhnya, dan lebih mengenali imajinasi positif yang ada pada dirinya sendiri yang lebih konkret untuk konsumsi anak sesusianya.

 

            Dengan memberikan sajian sastra yang sesuai dengan takaran imajinasi anak, maka anak akan larut ke dalam sebuah kisah dan dapat mengambil teladan dari tokoh cerita yang dikisahkan. Seperti cerita Cinderella, putri salju,dll. Karya sastra anak juga ikut andil dalam menumbuhkan kemampuan berbahasa dan pemahaman lingkungan oleh anak, selain berbentuk sebuah cerita, sastra anak juga hadir dalam bentuk lagu. Contoh: lagu dolanan[2] yang secara tidak langsung seorang anak belajar bahasa . Berikut salahsatunya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline