Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Lamen

Guru Honor Pada MIS Tarbiyah Kukuwerang

Refleksi Diri dalam Menyikapi Masalah dan Dendam

Diperbarui: 13 Oktober 2024   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Along Lamen Pantai Watohari 

Dalam hidup, seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana seseorang tanpa sadar melukai perasaan orang lain dengan tutur katanya. Ketika ditanya atau dikonfrontasi, mungkin karena rasa malu, tidak siap, atau ego, mereka tidak mengakui kesalahannya. Akibat dari tindakan ini, orang lain yang merasa tersakiti mungkin merespons secara negatif, yang kemudian memperparah situasi. Namun, yang menyedihkan adalah ketika seseorang yang awalnya menciptakan masalah malah terus menyimpan dendam terhadap reaksi yang muncul, meskipun ia sendiri yang memicu konflik. 

Landasan Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an, Allah berulang kali menekankan pentingnya kejujuran, introspeksi diri, dan menghindari dendam. Salah satu ayat yang relevan dalam situasi ini adalah:

"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa."
--- (QS. Al-Ma'idah: 8)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita merasa sakit hati atau tersakiti, kita tidak boleh bertindak tidak adil, termasuk dengan mendendam. Allah memerintahkan kita untuk bersikap adil, dan adil termasuk dalam mengakui kesalahan kita sendiri serta tidak membiarkan ego kita menghalangi proses introspeksi diri.

Landasan Ilmiah

Secara ilmiah, menyimpan dendam juga merugikan diri sendiri. Penelitian psikologi menunjukkan bahwa dendam dan kebencian dapat memicu stres kronis, meningkatkan risiko gangguan mental, dan bahkan mempengaruhi kesehatan fisik. Penelitian yang dipublikasikan oleh American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa individu yang terus memendam dendam cenderung mengalami peningkatan tekanan darah, kecemasan, dan depresi. Sebaliknya, memaafkan dan menerima tanggung jawab atas kesalahan dapat menurunkan stres, meningkatkan kesehatan emosional, dan memperbaiki hubungan antarpribadi.

Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Behavioral Medicine juga menemukan bahwa orang yang mau memaafkan dan mengatasi konflik dengan baik memiliki tekanan darah dan detak jantung yang lebih stabil, serta risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular.

Hikmah dari Meminta Maaf dan Memaafkan

Orang yang enggan mengakui kesalahannya dan malah mendendam pada orang lain sebenarnya hanya memperburuk luka yang dia alami sendiri. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline