Oleh ; Along Lamen
Di dalam ruang kelas yang sunyi, pikiran mereka berkelana jauh dari deretan angka dan huruf di papan tulis. Setiap anak duduk, matanya menatap kosong ke depan, tetapi di balik pandangan itu, dunia yang berbeda sedang terbentuk. Dunia yang hanya bisa mereka akses dengan mata tertutup dan hati yang terbuka.
Seorang anak membayangkan dirinya terbang di atas awan, melihat bumi yang terhampar seperti kanvas penuh warna. Di bawahnya, hutan-hutan hijau yang berbisik, lautan yang berdesir, dan pegunungan yang berdiri kokoh, menyambut langkah kakinya yang tidak lagi menyentuh tanah. Ia merasa bebas, seakan tak ada batas antara dirinya dan langit.
Di sudut lain kelas, seorang murid tenggelam dalam bayangan dirinya sebagai seorang petualang, melintasi padang pasir dengan peta kuno di tangan. Di kejauhan, sebuah piramida raksasa berdiri menjulang, menyimpan rahasia ribuan tahun yang belum pernah terungkap. Keringat mengalir di dahinya, tapi langkahnya mantap. Ada harta karun yang menantinya, bukan berupa emas, tetapi pengetahuan dan keberanian.
Sementara itu, di bangku paling belakang, seorang anak perempuan membayangkan dirinya sebagai seorang ilmuwan di laboratorium bawah tanah, dikelilingi oleh tabung reaksi dan layar komputer. Ia sedang di ambang penemuan besar—obat untuk menyembuhkan semua penyakit. Di dalam pikirannya, dunia ini menjadi tempat yang lebih baik karena kejeniusan dan kerja kerasnya. Senyumnya tipis, tetapi penuh harapan.
Dan di antara mereka, ada seorang murid yang memimpikan dunia di mana semua orang hidup damai. Tidak ada perbedaan warna kulit, bahasa, atau keyakinan. Semua berjalan berdampingan dalam harmoni, merayakan keberagaman yang mereka miliki. Di matanya, dunia ini penuh dengan cahaya dan tawa, tempat di mana setiap hati merasa diterima dan dicintai.
Di ruang kelas itu, meskipun sunyi dan hening, ribuan kisah sedang terjalin. Imajinasi mereka adalah jalan menuju tempat-tempat yang tak pernah terjangkau oleh langkah kaki. Hanya dengan menutup mata, mereka mampu terbang lebih tinggi dari yang pernah mereka bayangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H