Lihat ke Halaman Asli

Malas? Owh Yeah...

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apakah MALAS itu? Malas adalah sesuatu yang hampir setiap orang merasakannya, orang akan merasakan kemalasan tersebut disaat orang orang itu dalam keadaan badmood atau sedang bingung melakukan suatu aktifitas, suatu contoh saat liburan datang, banya orang yang bisa memanfaatkan liburan tersebut dan banyak pula yang menghambur hamburkan waktu disaat liburan, tanpa kita sadari sudah berapa waktu yang terbuang sia-sia disaat liburan, dalam sebuah mahfudzat atau pepatah bahasa arab mengatakan "ALWAQTU KASSIF, INLAM TAQTA'HU, QATHA'AKA", Sebuah permisalan yang sangat cocok utuk waktu kita, bahwasannya apabila kita tidak memotong ataupun memakai waktu dengan sebaik mungkin, maka waktu tersebut yang akan memotong kita, itu adalah permisalan yang sangat mutlak, terkadang orang itu memiliki berbagai karakter individu sendiri yang berbeda, orang yang bisa memahami dirinya sendiri terkadang ia akan sadar akan kemalasan yang datang kepadanya, dan ia akan sadar dan akan bangun dari kemalasan tersebut dengan berbagai cara, dan terkadang banyak lagi faktor faktor yang membuat kita ia malas, waktu kosong yang tidak kita manfaatkan dan banyak hal hal yang lain,

Sebuah contoh, ketika aku dulu sedang liburan winter selama satu bulan, Planning untuk mengisi liburan padahal sudah aku tata rapi dan sangat padat, dan ketika liburan itu tiba, banyak hal yang membuat planningku tidak berjalan bahkan hancur dan berhenti total, terkadan aku sempat berfikir ,kenapa ko bisa begini? oo ternyata setelah aku merenung sejenak dan juga berfikir, ada beberapa hal yang aku remehkan dalam diriku ketika itu, penyakit KEMALASAN datang ke padaku dan mengganggu semua kegiatanku, Hancur semua planningku, Kasur dan Selimut dalam kamar yang selalu menganggu setiap aktifitasku, terkadang hanya terpaku diam di kamar dengan ditemani laptop di depan yang memncarkan cahaya FB, itu adalah permisalan yang datang dan sebuah pengalaman yang sedikit tidak bagus yang aku rasakan.

Dari sebuah penggalan cerita dan pengalaman diatas sedikit kita bisa menyimpulkan bahwasannya kita sebenarnya bisa mengetahui diri kita dan juga Tajdidunniyah atau pembaruan niat itu sangat kita perlukan, dulu ketika aku masih di pondok, sering aku mendengarkan ceramah dan wejangan wejangan dari bapak pimpinan pondok, dan selalu di ingatkan akan tajdidunniyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline