Di tengah kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang begitu pesat, banyak anak zaman sekarang yang mulai melupakan sejarah. Mereka anak-anak zaman sekarang lebih tertarik dan terfokus pada tren-tren yang hadir pada masa kini, seperti media sosial, hiburan digital, dan gaya hidup yang instan, sehingga nilai-nilai sejarah dianggap kurang relevan di pikiran anak zaman sekarang.
Semakin berkembangnya teknologi dan gaya modern yang serba cepat ini, generasi muda kerap dianggap melupakan inti sari pentingnya sejarah. Apalagi anak-anak zaman sekarang di Indonesia mengalami minat baca buku yang rendah, bahkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI), minat generasi muda terhadap pelajaran sejarah mengalami penurunan yang sangat drastis. Sebagian besar dari mereka menganggap sejarah sebagai hal yang membosankan dan tidak relevan dengan kehidupan masa kini yang dikarenakan sudah serba cepat. Hal ini diperkuat oleh pernyataan sejarawan Azyumardi Azra, yang menyebut bahwa kurangnya apresiasi terhadap sejarah dapat menyebabkan krisis identitas bangsa.
Akses informasi yang cepat melalui media sosial membuat banyak anak muda lebih terfokus pada isu-isu yang viral daripada menggali nilai-nilai perjuangan di masa lalu. Menurut pendidik sekaligus mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, " Jika generasi muda tidak mengenal sejarahnya, maka mereka tidak akan mampu memproyeksikan masa depan."
Ketika mereka tidak mengenal sejarah, mereka cenderung kehilangan pijakan identitas, yang akhirnya membuat mereka lebih mudah dipengaruhi oleh budaya asing atau tren yang tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal. Menurut Azyumardi Azra, "Sejarah adalah cermin bagi sebuah bangsa, tanpa cermin ini, generasi muda akan sulit mengenali dirinya." kondisi ini diperburuk oleh mental anak zaman sekarang yang serba instan dan hanya mencari kepuasan cepat, tanpa kesabaran untuk memahami proses panjang yang membentuk masa kini.
Selain itu, tekanan di era digital juga membuat banyak anak muda fokus pada pencitraan diri, alih-alih menggali nilai-nilai perjuangan yang dapat memperkuat mentalitas mereka. Ketika dihadapkan pada tantangan besar, seperti kegagalan atau kritik, banyak dari mereka mudah menyerah karena tidak memiliki contoh ketangguhan yang bisa mereka pelajari dari sejarah. dengan demikian, lupa pada sejarah tidak hanya merugikan bangsa secara kolektif, tetapi juga menghalangi anak muda untuk membangun mental tangguh, berani dan berani seperti yang diwariskan oleh para pendahulu
Membangkitkan kembali kesadaran sejarah bisa menjadi salah satu cara untuk memperbaiki mental generasi anak-anak zaman sekarang. Dengan mengenal perjuangan dan pengorbanan para tokoh sejarah dan para pahlawan, mereka dapat belajar kesuksesan butuh proses dan kegigihan, sejarah bukan bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga pelajaran untuk menyiapkan masa depan dengan mental yang lebih kuat di masa mendatang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H