Proses manajemen resiko operasional perbankan syariah meliputi identifikasi resiko, penilaian resiko, antisipasi resiko, dan monitoring resiko. Dalam identifikasi resiko terdapat 10 (sepuluh) resiko yang harus dikelola bank syariah. Kesepuluh jenis resiko tersebut adalah resiko kredit, resiko pasar, resiko operasional, resiko likuiditas, resiko kepatuhan, resiko hukum, resiko reputasi, resiko strategis, resiko imbal hasil, dan resiko investasi.
Kurangnya literasi masyarakat akan perbankan syariah masuk ke dalam resiko reputasi,hal ini bisa dilihat akan statement masyarakat tentang perbankan syariah. Masyarakat banyak beranggapan bahwasanya perbankan syariah sama saja dengan perbankan konvensional,padahal sudah jelas sekali perbedaan antara keduanya baik dari akad transaksi hingga pengelolaan dendanya.
Di bawah ini beberapa faktor akan rendahnya literasi masyarakat akan perbankan syariah:
- Pertama faktor internalnya,yaitu kurangnya sosialisasi dari pihak perbankan menjadi faktor penting dalam perkembangan perbankan syariah. Sosialisasi yang sering diadakan kebanyakan dihadiri oleh orang-orang yang sebenarnya sudah paham akan perbankan syariah dan juga lokasi diadakannya di gedung-gedung mewah tentunya menjadi problematika dalam perkembangan perbankan syariah ke orang-orang menengah ke bawah. Problematika ini seharusnya dilihat juga oleh para penceramah maupun tokoh-tokoh islam untuk membantu menyebarkan pentingnya perbankan syariah di kalangan masyarakat. Akan tetapi realita di lapangan malah berkata sebaliknya, hanya sedikit sekali penceramah maupun tokoh-tokoh islam yang memberikan penyuluhan akan perbankan syariah,bahkan dari mereka banyak yang menghujat akan salahnya atau tidak kesesuaian perbankan syariah dengan syariah itu sendiri. Bila kita lihat kembali ternyata islam tidak banyak maju bahkan mengalami penurunan setiap tahunnya memang bisa dilihat dari sifat masyarakat islam sendiri yang lebih memilih egonya dibanding dengan kemajuan islam sendiri. Apabila perbankan syariah masih banyak kekurangan tentunya tokoh-tokoh islam tidak hanya omong doang,koar-koar di ceramah akan kurangnya perbankan syariah,akan tetapi ikut membantu dalam perkembangan perbankan syariah,khususnya dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan perbankan syariah itu sendiri.
- Kedua faktor eksternalnya,yaitu rendahnya kemauan masyarakat dalam mempelajari keuangan islam,khususnya perbankan syariah. Di dunia yang sudah serba digital ini tentunya kita sudah sangat mudah sekali dalam mengakses apapun di internet.permasalahan yang selanjutnya adalah seberapa persen masyarakat yang mau untuk membuka atau mempelajari keuangan islam,khususnya perbankan syariah.Anggapan akan perbankan syariah sama saja dengan perbankan konvensional menjadikan masyarakat khususnya generasi Z meremehkan bahkan tutup mata untuk mempelajari perbankan syariah. Padahal apabila di telaah kembali banyak sekali perbedaan diantara keduanya.Hal yang memiriskan kembali adalah Negara Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar akan tetapi kesadaran masyarakat itu sendiri akan perbankan syariah sangat rendah.Peran pemerintah disini sangat penting dalam perkembangan keuangan islam khususnya di bagian pendidikan.Pihak perbankan syariah dan pemerintah bisa saling bekerjasama dalam memberikan kurikulum tambahan kepada siswa berkaitan dengan keuangan islam.