Lihat ke Halaman Asli

Kegiatan Jaga Rimba Kolaborasi Antara Mahasiswa KKN UIN Kelompok 150, 147, 148, Mahasiswa KKN UGM dan Kelompok Jaga Rimba Indonesia di Alun-Alun Mbaru

Diperbarui: 4 Agustus 2024   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolaborasi KKN Desa Dawuhan Sirampog (Dokpri)

Dawuhan, Sirampog- Kelompok 150 KKN UIN di Desa Dawuhan, mendapatkan undangan resmi dari Kelompok Jaga Rimba Indonesia. Sabtu, 21 Juli 2024 sebagai tanggal yang ditentukan oleh pihak yang mengundang dengan titik kumpul di lapangan Semangkung pada jam 08.00. Karena ada dua agenda dalam waktu yang sama, kami melakukan pemilihan anggota sebagai perwakilan untuk Mengikuti Jaga Rimba dan program PMT. Untuk anggota yang mengikuti program jaga rimba berjumlah 6 Mahasiswa yaitu Royyan, Jesika, Clara, Mely, Naura dan Najma.

Kurang lebih pukul 08.00 kami berangkat ke titik kumpul dan seperti biasanya karena banyak persiapan dan dari pihak kampus UGM dan kelompok 147 kekurangan kendaraan sehingga butuh persiapan kendaraan tambahan berupa mobil Pick Up. Setalah semua telah siap, kami berangkat ke lokasi dengan dipandu oleh anggota Jaga rimba. Kurang lebih 45 menit perjalanan kami sampai di tempat parkir kendaraan, kemudian kami lanjutkan dengan berjalan kaki.

Jalur yang kami tempuh lumayan menanjak, berbatu dan disertai angin berdebu karena kami melakukan kegiatan jaga rimba pada musim kemarau. Rumput liar, pepohonan pinus dan kebun sayur menemani perjalanan awal kami, karena jalur awal yang kita lalui masih masuk dalam Kawasan hutan produksi. "Hutan di daerah ini terbagi menjadi dua, hutan produksi dan hutan lindung, hutan produksi masuk dalam Kawasan yang dikelola oleh masyarakat desa sekitar, sehingga masih banyak perkebunan sayur, kemudian setelah hutan produksi ada hutan lindung yang menjadi sasaran kami dalam penjagaan, pemeliharaan dan cita-cita kami adalah membuat Alun-Alun Mbaru ini yang masih bersetatus hutan lindung menjadi Taman Nasional." Penjelasan yang kami dapat dari salah satu kaka Jaga Rimba.

Tak lama kemudian kami memasuki daerah hutan lindung yang ditandai oleh plang pembatas antara hutan lindung dan hutan produksi. Ketika kami masuk ke hutan lindung atau Alun-Alun Mbaru, kami disuguuhi oleh padang sabana yang amat luas dan memanjakan mata, tidak kalah juga pohon yang rindang dan besar disertai dengan akar yang menjalar membuat keindahan Alun-Alun Mbaru ini memukaukan sudut pandang kami.

Kolaborasi KKN Desa Dawuhan Sirampog (Dokpri)

"Tak kalah jauh menurut saya padang sabana ini dengan gunung yang terkenal akan Padang sabananya, ditambah dengan pemandangan yang dapat dilihat dari ketinggian Alun-Alun ini." Pendapat dari anggota KKN 150.

Tujuan kami melakukan ekspedisi ini adalah untuk penanaman, perawatan dan patroli Kawasan Alun-Alun Mbaru untuk mengantisipasi adanya penebanan liar, kebakaran hutan dan segala hal yang dapat merugikan hutan lindung. Untuk program utama kami pada hari ini adalah penanaman beberapa bibit pohon sebagai bentuk usaha dalam memperbanyak spesies tumbuhan di Alun-Alun Mbaru ini.

Setelah memasuki waktu dzuhur, ketua rombongan memutuskan untuk turun melalui jalur yang berbeda dengan jalur pemberangkatan, lebih landai dan lebih santai. Paska pemberangkatan kami melalui jalur yang lumayan ekstrim menurut beberapa mahasiswa, karena Ketika turun dari bukit kemiringan bukit dapat terbilang hamper mencapai 90 derajat kemiringan.

Perjalanan turun kami tempuh selama kurang lebih 90 menit, lebih cepat dari waktu pemberangkatan. Selama perjalanan pulang kelompok kami diberi tawaran untuk dapat ikut ke mata air pegunungan, dikarenakan ada Sebagian yang ingin pulang, akhirnya kami, kelompok 150 KKN UIN pamit pulang ke posko terlebih dahulu.

Kolaborasi KKN Desa Dawuhan Sirampog (Dokpri)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline