Semarang, (5/8/2021) -- Pandemi COVID-19 di Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Masyarakat juga sudah lama berada di rumah karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat, baik skala kecil maupun besar. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi psikologis warga, yang berakibat menurunnya kekuatan imun tubuh sehingga kemungkinan terpapar COVID-19 lebih tinggi.
Abdul Khafid, mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro melalui Program KKN mengajak warga RT 04 RW 05 Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang untuk melakukan budidaya tanaman obat di pekarangan rumah warga masing-masing.
Program kerja ini disusun dan dilakukan secara mandiri di rumah di bawah bimbingan Dr. Ir. Marry Christiyanto, M.P, I.P.M, selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Meskipun dalam kondisi pandemi, materi penyuluhan tetap dapat disampaikan secara daring melalui WhatsApp Group PKK warga.
Warga diajarkan mulai dari cara memilih bibit yang baik untuk ditanam, perawatan tanaman hingga tanaman dapat dipanen. Beberapa tanaman yang dibudidayakan antara lain jahe, kunyit, temulawak, bawang putih dan sirih. Warga juga dibagikan informasi tentang produk-produk olahan tanaman obat terkait. Kepada warga juga dibagikan bibit tanaman obat untuk dibudidayakan di rumah serta materi cetak berupa booklet.
Kegiatan budidaya tanaman obat ini dapat menjadi ajang rekreasi bagi warga sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh selama menetap di rumah di kondisi pandemi seperti sekarang, Selain itu, tanaman obat juga dapat dimanfaatkan dengan diolah menjadi berbagai produk yang dapat dimanfaatkan secara langsung untuk meningkatkan imun di masa pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H