Lihat ke Halaman Asli

Bank Syariah adalah Bank Rakyat Indonesia dan Dunia

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Salah satu bentuk betapa  bermanfaatnya Sistem Islam adalah adalah terbuktinya sistem perbankan islam yang mampu menciptakan suasana yang proporsioanal dan mandiri, tanpa ada pengaruh ataupu tekanan sistem global sebagaimana yang terjadi pada bank-bank konvensional. Di dalam islam tak dikenal bunga uang (riba). Penduduk Indonesia kurang lbh 200 juta dan mayoritas muslim. Namun, dari sekian bnyak rakyat indonesia ini, hanya sebagian kecil yang paham dan rela akan keunggulan sistem perbankan, padahal manfaatnya sangatlah besar. Tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi, tetapi dapat menularkan kesejahteraan perbankan islam dengan metode bagi hasil, karena secara sederhana prinsipnya adalah Untung d tanggung bersama, rugi pun di tanggung bersama-sama.

Saya pribadi adalah Nasabah Bank Muamalah Cabang Makasar. Walaupun belum begitu lama menabung di sana kurang lebih baru setahun ini,rasanya saya hidp di masa keemasan islam dengan rahmatnya.Tak sabar rasanya ketika Bank-bank Syariah di negeri ini menjamur di seluruh pelosok daerah Indonesia.

Perbankan syari’ahmempunyai potensidan prospek yang sangat bagusuntuk dikembangkan di Indonesia . Prospek yang baik ini setidaknya ditandai oleh 4hal:

Pertama, Jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam merupakan pasar potensial bagi pengembangan bank syari’ah di Indonseia. Sampai saat ini, pangsa pasar yang besar itu belum tergarap secarasignifikan. Data terbaru dari "Kantor Berita Ekonomi Syariah"menunjukkan bahwa market share perbankan syari’ah di Indonesia  baru bergerak sekitar 5 %, . Ini menunjukkan bahwa market share bank syari’ah masih sangat besar .

Kedua, Perkembangan lembaga pendidikan Tinggi yang mengajarkan ekonomi syariah semakin pesat, baik S1, S2, S3 juga D3. Dalam lima tahun ke depan akan lahir sarjana-sarjana ekonomi Islam yang memiliki paradigma, pengetahuan dan wawasan ekonomi syariah yang komprehensif, tidak seperti sekarang, banyak yang masih menolak ekonomi syariah karena belum memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ekonomi syariah.Ketiga Bahwa fatwa MUI tentang keharaman bunga bank, bagaimanapun akan tetapberpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan syari’ah. Pasca fatwa MUI tersebut,terjadi shifting dana masyarakat dari bank konvensional ke bank syari’ah secara signifikan yang meningkat dari bulan-bulan sebelumnya. Fatwa ini semakin mendapat dukungan dari para sarjana ekonomi Islam.

Keempat, Harapan kita kepada sikap pemerintah cukup besar untuk berpihak pada kebenaran, keadilan dan kemakmuran rakyat. Political will pemerintah untuk mendukung pengembangan perbakan syari’ah di Indonesia tinggal menunggu waktu, lama kelamaan mereka akan sadar juga dan melihat keunggulan bank syariah. Sejumlah PEMDA di daerah telah mendukung dan bergabung membesarkan bank-bank syariah. Bank Indonesia pun diharapkan akan benar-benar mendukung bank yang menguntungkan negara dan menyelamatkan negara dari kehancuran. Bank Indonesia yang selama ini terkesan hanya mengandalkan modal dengkul dalam mengembangkan bank syariah akan berubah dengan mengandalkan modal riil yang lebih besar. Memang banyak peran Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan bank syariah, khususnya dalamregulasi. Namun kegiatan sosialisasi dan pencerdasan bangsa masih relatif kecil dilaksanakan dan didukung Bank Indonesia.

Akhirnya, harapan yang selalu di nanti adalah bahwa semua manusia khususnya muslim sadar akan betapa adil dan bermanfaatnya sistem perbankan islam jika betul-betul diterapkan. Sehingga memakmurkan bank-bank Syariah dengan melakukan aktivitas bersama perbankan syariah dan menjadi bagian dari era kebangkitan islam dengan menyebarkannya ke seluruh manusia di dunia ini.


Terbit pula di:     http://ismailkarim86.wordpress.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline