Lihat ke Halaman Asli

Abdul Kareem

Wiraswasta

Bersyukur Walau Diberhentikan dari Pekerjaan

Diperbarui: 12 Januari 2017   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siang itu, aku sedang berwisata ke Situs Jolotundo, sebuah situs peninggalan kerajaan Majapahit, yang berada di lingkup wilayah Kabupaten Mojokerto, setelah puas menikmati pemandangan yang berada di sekitar situs, dan mengamati peninggalan sejarah berupa pemandian, dan tempat musnahnya Prabu Hayam Wuruk, saya memutuskan untuk bersantai sejenak di warung, yang berada di sebelah komplek situs bersejarah ini.

Saya memesan segelas kopi, sambil menunggu kopi yang saya pesan selesai dibuatkan, saya menikmati tahu goreng termasuk dengan olesan petis yang lezat. tak lama berselang, kopi yang saya pesan sudah terhidang di meja. seperti biasa, untuk mendinginkan kopi saya menuang kopi diatas lepek, setelah terasa cukup, maka saya akan segera meminum kopi itu.

Setelah menaruh lepek, yang baru saya minum kopinya, datanglah seorang bapak-bapak, saya menyapanya,bapak itu membalas sapaan saya, lantas terjadilah obrolan sana -sini, yang menarik bapak ini menceritakan kondisinya yang penuh dengan perasaan syukur, dia bercerita bahwa sebelumnya ia bekerja di sebuah pom bensin. namun, sekitar beberpa bulan yang lalu ia diberhentikan.

Dia bersyukur. Sebab, jalan Tuhan untuk mencukupi hambanya memang tidak mampu untuk diduga, tak lama berselang setelah ia tidak lagi bekerja, ia ditawari oleh sang kakak ipar berjualan di kantin sekolah, tawaran ini ia terima dengan baik, dan penuh rasa terima kasih. akhirnya, kantin itu ia kelola bersama sang istri. namun, seiring dengan perjalanan waktu, tenaga untuk menjaga kantin cukup satu orang, maka ia pasrahkan pada sang istri saja. 

di luar dugaan ia memijit seseorang, ternyata orang yang dipijat merasa lebih baik, dari situlah kemudian ia sering mendapatkan tawaran untuk memijat, dengan imbalan uang yang cukup untuk membuatnya bersyukur. 

aura syukur sangat kuat terasa dari orang itu, saya sendiri merasakan hal yang beda, dengan penampilan sederhana, dengan mengendarai sepeda motor sederhana, dan  kaos oblong yang agak kucel. namun, ia sangat bersyukur dengan semuanya. sementara sejumlah orang yang bergelimang harta, kadang auranya adalah mengeluh,mengeluh dan agak kurang bersyukur. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline