Lihat ke Halaman Asli

abdul jamil

selalu belajar

Bahaya Menyerupai Ulama

Diperbarui: 30 Juli 2022   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya saat berada di tengah-tengah masjid Al Mujahidin Kalbar (dokpri)

Ada kejadian unik, yang dialami oleh sahabat saya, (Sopir Rektor) saat pergi ke suatu daerah pedesaan untuk suatu kepentingan. Kala itu dia pergi dengan Rektor IAIN Palangka Raya yang saat itu masih bernama STAIN Palangka Raya

Jadi ceritanya teman saya ini secara fisik mukanya putih, berjanggut dan suka memakai peci putih dengan surban warna hijau yang sering di sampirkan pada pundaknya dan selalu berpakaian rapi

Menjelang waktu sholat mahrib, dia bersama pimpinan IAIN Palangka Raya, singgah di salah satu Langgar (Surau) desa untuk sholat mahrib  bersama jamaah langgar di desa, karena datang terlambat maka mereka berdua menjadi jamaah masbuk

Karena masbuk, tentu ketika menyempurnakan sholatnya terlihat mencolok dan menjadi perhatian warga lainnya, sebab mereka berdua adalah orang asing karena tidak dikenal oleh warga atau jamaah Langgar desa

Selesai sholat seperti biasa mengikuti wirid dan mengikuti salam keliling sambil membaca sholawat nabi, sebagaimana warga lainnya. Uniknya adalah ketika melakukan salaman sesama jamaah yaitu  tangan dari sahabat saya selalu dicium warga saat bersalaman, sementara ketua STAIN Palangka Raya tidak mendapatkan perlakuan yang sama

Foto bagian dalam masjid Al Mujahidin Kalbar. Dokpri

Padahal secara keilmuan dan pemahaman pada ilmu keislaman sangatlah jauh berbeda, teman saya hanyalah sopir dari Rektor yang sedang berpergian, namun karena kerapian dan pakaian yang dikenakan lebih mirip "ulama" dia mendapatkan perlakuan "spesial" yaitu tangan dicium saat bersalaman


Sementara Rektor IAIN Palangka Raya, saat itu hanya memakai celana dan songkok hitam tidak mendapatkan perlakuan spesial dari warga, padahal posisi dan keilmuanya jauh lebih baik dari teman saya tadi.

Inilah fenomena ynag terjadi di masyarakat, terdapat banyak orang yang melakukan penghormatan atau penghargaan melihat pada sosok luarnya saja. dan lupa pada subtansi atau keilmuan yang dimiliki

Hal ini juga diperparah dengan sikap dan karakter orang yang mencari keuntungan dalam beragama, maka yang di perioritasnya adalah tampilan fisik dan tutur kata yang dikemas untuk membuat orang tertarik dan terpesona dengan tutur katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline