Lihat ke Halaman Asli

Abdul Jabbar

Mahasiswa

Revolusi dalam Audit: Implementasi Process Mining untuk Deteksi Anomali

Diperbarui: 5 Oktober 2024   00:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: freepik.com)

Revolusi dalam Audit: Implementasi Process Mining untuk Deteksi Anomali

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks dan terhubung secara digital, audit internal memainkan peran kunci dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas keuangan. Namun, teknik audit tradisional yang masih mengandalkan pengujian manual dan berbasis sampel mulai tidak mampu menangani volume transaksi yang semakin besar dan kompleksitas proses bisnis yang terus berkembang. Sebuah penelitian oleh Duan, Vasarhelyi, dan Codesso (2024) yang berjudul Integrating Process Mining and Machine Learning for Advanced Internal Control Evaluation in Auditing menawarkan pendekatan baru untuk meningkatkan evaluasi kontrol internal. Dengan menggunakan process mining untuk memeriksa seluruh populasi transaksi dan machine learning untuk mendeteksi anomali, model ini memungkinkan auditor mengidentifikasi kelemahan pengendalian dengan lebih akurat dan efisien.

Dalam studi kasus yang diuraikan, mereka menganalisis data dari 105.748 kasus di sebuah perusahaan manufaktur. Hasilnya menunjukkan bahwa 12,6% dari transaksi tersebut menyimpang dari alur proses bisnis yang normal, sementara 63,1% dari kasus ini menunjukkan masalah segregasi tugas yang serius. Ini adalah contoh konkret dari bagaimana teknologi modern dapat mengungkap masalah yang mungkin tidak terdeteksi oleh audit tradisional. Data ini menunjukkan bahwa, tanpa bantuan teknologi canggih seperti process mining dan machine learning, auditor mungkin melewatkan area berisiko tinggi yang signifikan.

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi audit, tetapi juga membantu perusahaan untuk lebih proaktif dalam mendeteksi dan mengatasi kelemahan kontrol sebelum mereka berkembang menjadi masalah yang lebih besar, yang dapat mempengaruhi integritas laporan keuangan dan operasional perusahaan.

***

Model evaluasi kontrol internal yang diusulkan oleh Duan, Vasarhelyi, dan Codesso (2024) menunjukkan potensi signifikan dalam meningkatkan cara auditor menilai efektivitas kontrol internal. Dengan menggunakan kombinasi process mining dan machine learning, model ini memberikan pendekatan yang lebih berbasis data dan objektif dalam audit. Salah satu komponen utama dari model ini adalah analisis process mining, yang memungkinkan auditor untuk memeriksa seluruh populasi transaksi secara menyeluruh dan mengidentifikasi penyimpangan dari alur proses bisnis yang diharapkan. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa dari 105.748 transaksi, terdapat 13.362 kasus (12,6%) yang menyimpang dari proses yang normatif.

Salah satu temuan kunci dalam penelitian ini adalah bahwa 66,7% dari semua transaksi menunjukkan masalah segregasi tugas, yang merupakan indikator penting dari potensi kelemahan kontrol dalam suatu organisasi. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kurangnya segregasi tugas dapat menyebabkan risiko kecurangan yang lebih tinggi dan kontrol yang tidak efektif (Brazel & Rezaee, 2006; Trotman, 2018). Dengan data yang jelas dan terukur, auditor dapat lebih mudah mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian dan meningkatkan keefektifan audit mereka.

Penerapan machine learning dalam model ini menambahkan lapisan analisis yang lebih dalam, memungkinkan auditor untuk mendeteksi anomali dan transaksi yang berisiko tinggi secara otomatis. Metode ini, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian, tidak hanya mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk analisis manual tetapi juga meningkatkan akurasi hasil. Misalnya, pendekatan ini mampu menangkap 12,6% transaksi yang menyimpang, yang jika tidak dianalisis dengan benar, bisa berpotensi menimbulkan masalah besar bagi perusahaan.

Dengan menggunakan algoritma seperti Isolation Forest dan k-Nearest Neighbors (KNN), model ini memberikan penilaian kuantitatif terhadap anomali, yang sebelumnya sulit dilakukan dengan metode audit tradisional. Ini menunjukkan bahwa integrasi teknologi dalam proses audit dapat mengurangi biaya dan waktu, serta meningkatkan hasil audit. Sebuah studi oleh Deloitte menunjukkan bahwa organisasi yang mengadopsi analitik canggih dalam audit mereka mengalami peningkatan efisiensi hingga 20% dalam waktu audit (Deloitte, 2021).

Pentingnya penelitian ini tidak hanya terletak pada pendekatan teknisnya, tetapi juga pada potensi perubahan paradigma dalam praktik audit. Dengan mengintegrasikan teknologi baru, auditor dapat beralih dari pendekatan yang reaktif menjadi lebih proaktif, yang pada akhirnya akan memperkuat sistem pengendalian internal dan menjaga integritas laporan keuangan.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline