Lihat ke Halaman Asli

Abdul Jolai

Mahasiswa

Open Minded or Close Minded (Generasi Z)

Diperbarui: 26 Januari 2024   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pratama Media NEWS

                                                                                                     NEPOSTIME MUSUH KITA BERSAMA

Anak muda menjadi skala prioritas bangsa Indonesia. Karenanya anak muda menyandang status sebagai generasi Z. Generasi ini diidentikan dengan privelage anak muda sebagai bonus demografi terbesar di dunia. Tentu momentum ini menjadi parameter menuju Indonedia Emas 2045. Lalau bagaimana peran anak muda dalam menyikapi fenomena-fenomena yang terjadi saat ini. 

Kita banyak disuguhkan pada suatu hal, yang mungkin kita hanya sebagai penonton yang setia tanpa bisa berbuat apa-apa. Kata komoditas kerap kali disandangkan pada kaum muda, sama halnya kita melihat pesta demokrasi hari ini. Banyak karakter muda yang selalu ditampilkan agar supaya menarik perhatian anak muda. Tetapi itu tidak menjadi suatu pembahasan yang vital dalam narasi ini. Yang mau saya sampaikan adalah bagaimana pandangan anak muda terhadap hadirnya nepotisme? Apakah mereka menerima dengan lapang dada? Ataukah menutup diri untuk tidak bersuara?

Dalam berbagai seminar, webinar, demontrasi, dan diskusi tongkrongan persolan nepotisme seolah-olah tidak akan pernah terselesaikan. Bahkan dalam setiap mengutarakan pikiran selalu dan selalu mengucapkan statement yang sama "pemuda tolak nepotisme". Namun demikian praktek tersebut tidak akan pernah habisnya. Mulai dari kalangan bawah, menengah hingga atas.

Persolan ini tidak akan pernah terselesaikan. Tetapi yang menjadi permasalahan besar adalah ketika pejabat pemerintah mempraktekannya. Disinilah permasalahan mulai terjadi. Kalau kita melihat dengan saksama, sebetulnya praktek ini menjadi suatu kebiasan sebagai mahluk sosial (mementingkan kepentingan kelurga diatas kepentingan orang lain). Misalnya dalam keluargaa, sang bapak lebih sering memberikan hadiah kepada anaknya yang suka menabung daripada anaknya yang tidak suka menabung. Sebenarnya ini sudah menjadi contoh kecil nepotisme.Tetapi bukan itu yang menjadi permasalahannya. 

Kalau kita melihat kejadian seperti itu, kita bisa memberikan kesimpulan bahwa yang dirugikan atau diuntungkan hanyalah dalam lingkup keluarga. Bagaimana kalau seandainya praktek ini dilakukan oleh pejabat pemerintahan, yang jelas-jelas dampaknya sangat besar, apa mungkin kita anak muda berdiam diri seolah-olah buta dalam cahaya. 

Sebagai kaum intelektual, kaum muda harus memberikan peran penting dalam menyikapi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Harus memuatkan kajian-kajian yang efektif untuk mengidukasikan pemerintah dalam mengambil kebijakan.

 Sebenarnya anak muda sudah cukup berpartisipasi dalam upaya dan usaha menolak nepotisme, hanya saja taringnya belum terlalu tajam. Sehingga apa yang diperjuangkan belum mendapat ganjaran yang tepat. Kaum muda membuka pikiran dan turut berpartisipasi dalam menanggulangi hadirnya nepotisme. Pergerakan-pergerakan yang dilakukan oleh anak muda merepresentasikan bahwa anak muda membuka pikiran dan ikut campur dalam usaha dan upaya agar praktek nepotisme tidak terjadi. 

Misalnya pergerakan yang dilakukan oleh BEM UI, BEM UGM, dan kaum muda lainnya. Pergerakan-pergerakan ini tidak mampu serta merta mengapus dan meniadakan nepotisme. Bahkan praktek itu tetap terjadi sampai hari ini.

Pada intinya kita tidak boleh menutup diri karena keputusan terhadap kebijakan-kebijakan yang ada. Tetapi kita kawali dengan saksama dan siap memberikan kontribusi yang terbaik untuk memajukan Indonesia. Terkadang ini menajadi dilema kita semua yang beranggapan kita hanya dapat bagian selalu menjadi penonton. Tetapi ingatlah, tidak ada siapa dan tidak bagaimana, tetap kita anak muda sebagai penerus generasi bangsa. Jadi, tetaplah semangat dan optimis.

Oleh: Abdul Jolai, Anggota Biasa PMKRI Cabang Yogyakarta, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Pemerintahan STPMD-APMD)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline