Lihat ke Halaman Asli

Melawan Bingung, Ragu dan Takut Untuk Menulis

Diperbarui: 22 Desember 2015   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seperti yang dikatakan Idris Apandi, M.Pd dalam acara Sosialisasi Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru di Aula LPMP Jawa Barat pada tanggal 16 Desember 2015 bahwa “menulis itu sulit. Kalau menulis itu mudah, tentu akan banyak orang mau dan mampu menulis”.

Seperti yang saya rasakan sebagai pemula dalam menulis artikel, saya memiliki keinginan menulis sejak mengikuti acara Kompasianival 2015 yang diselenggarakan oleh Kompasiana di Gandaria City Mall Jakarta pada tanggal 12-13 Desember 2015 lalu, namun baru sekarang memiliki keberanian untuk menulis.

Beberapa hal yang menghambat seorang pemula untuk menulis seperti saya contohnya adalah:

  1. Bingung

Merasa bingung tentang materi apa yang akan dituangkan dalam tulisan kita, karena ada perasaan kurang percaya diri terhadap wawasan pengetahuan yang dimiliki diri kita.

Lalu bagaimana mengatasi rasa bingung ini?

Saya teringat apa yang disampaikan Resti Nurfaidah (Staf Balai Bahasa LPMP Jabar) pada acara Sosialisasi Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru di Aula LPMP Jawa Barat pada tanggal 16 Desember 2015 pada sesi Bedah Buku “Saya Guru Saya Bisa Menulis” karangan Idris Apandi, M.Pd, yang mengatakan “mulailah menulis dari hal-hal sederhana yang kita alami sehari-hari, sehingga materi yang kita bahas adalah masalah yang kita kuasai”.

Dengan menulis hal-hal yang kita alami sehari-hari maka kita tidak terbebani dengan teori dan pengetahuan yang harus kita kuasai, karena berkenaan dengan apa yang kita lihat, dengar dan rasakan.

  1. Ragu

Bagi para penulis pemula seperti halnya yang saya rasakan, ada rasa ragu ketika memulai untuk menorehkan tulisan, diantaranya pertama, apakah tulisan saya ini akan diterima oleh pembaca? kedua, apakah tulisan saya ini akan ada yang membaca ? jangan-jangan Cuma numpang nempel saja di halaman media.

Untuk mengatasi rasa ragu ini saya teringat kalimat motivasi dari Bapak Idris Apandi pada acara Sosialisasi Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru di Aula LPMP Jawa Barat pada tanggal 16 Desember 2015 yang mengatakan bahwa “kegagalan itu hal biasa, kita boleh gagal berkali-kali tapi harus dapat bangkit berkali-kali pula” dan “kita tidak akan pernah berhasil bila tidak pernah mencoba”. Kalimat ini begitu menginspirasi dan memotivasi saya untuk mencoba menulis. Alhamdulillah saya juga mendapat kata-kata motivasi dari beliau yang langsung ditorehkan pada buku “Saya Guru Saya Bisa Menulis” yang saya miliki yang isinya mengatakan “mulailah menulis jangan ragu untuk berkarya”. Sebuah kalimat sederhana namun sangat memotivasi.

  1. Takut salah

Takut salah, menurut pandangan saya ini termasuk penghambat yang luar biasa. Betapa tidak? Bagi saya dan mungkin para pemula dalam menulis yang belum paham betul aturan-aturan penulisan artikel di media ada perasaan takut dalam mengekspos tulisannya terutama bila materi berkaitan dengan masalah hukum dan politik.

Takut salah tulis dikarenakan salah memahami suatu konsep, teori, fakta dari suatu peristiwa atau berita-berita yang ada di media massa baik koran, TV, medsos dan sebagainya yang mengilhaminya untuk menulis. Apalagi bila membaca pemberitaan tentang gugatan secara hukum terhadap seorang penulis artikel atau buku karena tulisannya bermasalah dengan status dan keadaan orang lain atau pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline