Dua Sosok yang Spesial
Perempuan merupakan wujud yang tidak dapat dipisahkan dari seorang anak. Secara fitrat seorang anak memiliki kedekatan dengan seorang perempuan yang melahirkannya yang kemudian disebut ibu. Ibu berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan seorang anak yang dicintainya. Ibu dan anak dua sosok yang diberikan perhatian secara spesial sejak lahirnya agama Islam di tengah-tengah masyarakat yang pada waktu itu memiliki sikap hormat yang sangat rendah kepada perempuan dan anak.
Salah satu bukti perhatian Islam kepada dua sosok penting tersebut adalah nasehat dari Yang Mulia Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam di dalam salah satu hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, beliau berkata: "Ada seorang laki-laki datang dan bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam : "Siapakah orang yang paling berhak saya layani dan temani?". Rasul shalallahu alaihi wa salam menjawab: "Ibumu". "Lalu siapa?", orang itu bertanya lagi. "Ibumu". "Terus siapa?". "Ibumu". "Setelah itu siapa?". "Ayahmu", kata Rasulullah shalallahu alaihi wa salam(H.R.Muslim, No.6664).
Hadis tersebut berbicara dalam konteks budaya jahiliyah yang lebih mengutamakan penghormatan kepada laki-laki dibanding kepada perempuan. Nabi shalallahu alaihi wa salam membuka kesadaran berfikir mereka bahwa memberi penghormatan kepada perempuan lebih penting dari memberikan penghormatan kepada laki-laki. Kenapa bisa seperti itu? Karena perhatian dan penghormatan yang ada pada masyarakat saat itu tidak tertuju kepada perempuan. Padahal perempuan memiliki peranan penting dalam meneruskan silsilah/regenerasi kemanusiaan. Yaitu menjadi ibu, mengandung, melahirkan, menyusui, merawat dan membesarkan.
Jika kita korelasikan hadis tersebut dengan kondisi zaman sekarang, maka bisa dimaknai sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi terhadap peran penting perempuan yang terkadang terabaikan oleh kebanyakan orang. Perempuan sebagai calon ibu harus memperoleh dukungan yang cukup dari keluarga, masyarakat dan juga Negara untuk memperoleh pendidikan yang tinggi.
Pendidikan sangat berperan penting bagi perkembangan generasi bangsa karena dengan pendidikanlah seorang ibu dapat memahamai bagaimana pola asuh atau pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anaknya. Seorang anak tidak akan tumbuh secara sempurna tanpa adanya pola asuh yang baik dari orang tua, keluarga dan juga lingkungan sekitarnya.
Beberapa daerah di Indonesia kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan, dan anak kian hari eskalasinya semakin meningkat. Sangat mungkin salah satu faktor dari terjadinya hal tersebut adalah dari pola asuh dan juga lingkungan yang belum mengadopsi pembangunan yang ramah anak serta ramah gender. Solusi untuk menghilangkan dan meminimalisir kasus-kasus tersebut terulang kembali maka perlu dilakukan upaya bersama untuk pencegahannya. Lalu pola asuh/pendidikan seperti apa yang harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak?
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas Ibnu Malik ra bahwa saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: "Hormatilah keturunanmu dan didiklah mereka dengan adat dan kesopanan dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (H.R.Ibnu Majah, No.3661)
Hadis dari Anas bin Malik ra ini menegaskan bahwa Islam mengakui hak orang tua atas anak-anaknya dan mengharuskan kepada anak-anak untuk menghormati dan mengkhidmati orang tuanya. Begitu juga Islam menyuruh kepada orang tua agar mereka juga menghormati anak-anaknya dengan sepantasnya, supaya dalam diri mereka tumbuh sifat-sifat menghargai dan menghormati diri pribadi.
Begitu pun orang tua harus menaruh minat dan perhatian yang istimewa terhadap pendidikan akhlak dan ilmu pengetahuan bagi anak-anaknya, supaya setelah mereka dewasa dapat menunaikan segala kewajiban kepada Tuhannya, kepada sesamanya, dan menjadi perintis kemajuan bagi bangsanya.
Suatu bangsa tidak dapat memperoleh kemajuan malah tidak dapat terhindar dari kemunduran, kalau orang-orangnya tidak mampu meninggalkan di belakang mereka generasi penerus yang kualitasnya lebih baik dari mereka sendiri.