Lihat ke Halaman Asli

Kisah Dua Kuda

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Disebuah desa yang mayoritas para peduduknya adalah petani, para petani kesehariannya bekerja bertani juga berternak, ada seorang petani yang memelihara dua ekor kuda dia amat sayang terhadap kedua kudanya, kedua kuda itu memiliki fisik yang sangat berbeda, kuda pertama memiliki fisik yang bagus sedangakan satunya lagi mempunyai fisik yang kerdil seperti keledai.

Sang petani tidak pernah tidak pernah berlaku tidak adil tidak adil terhadap kedua kudanya, tetapi berbeda pikiran kepada kuda yang berfisik bagus, dia berpikiran bahwa sang petani lebih menyayangi dirinya karena mempunyai fisik yang bagus, dan dia berniat membuat sang petani lebih menyayangi dirinya dan melupakan kuda yang berfisik buruk.

Setiap hari kuda berfisik bagus tersebut selalu cepat dan tanggap ketika dipanggil oleh sang petani, selalu membantu meringankan pekerjaan sang petani, sedangkan kuda berfisik buruk tersebut hanya diam dan dai dating apabila sang petani memanggilnya, masihberpikiran bahwa sang petani masih sama rasa sayang terhadap dirinya.

Lalu ada dimana saat sang petani hanya melihat kuda yang berfisik bagus disetiap pekerjaan yang dilakukannya. Dia berfikiran kemana kudanya yang satu lagi kenapa dia tidak ikut sang petani juga temannya, “kenapa dia juga tidak ikut membantuku seperti kudaku yang satu ini?”, tanyanya dalam hati petani. Lalu sang petani pulang dan menemui kudanya yang berfisik buruk tersebut. “kenapa kau diam saja di kandang dan tidak seperti temanmu?”Tanya sang petani kepada kuda berfisik buruk, kuda berfisik buruk teramat senang datangi oleh sang petani. Lalu pada hari selanjutnya, petani membawa kedua kudanya untuk meringankan pekerjaannya. Kuda yang berifisik bagus tidak terima jika ia disandingkan dengan kuda berfisik buruk, dia tetap menginginkan sang petani hanya menyayangi dirinya.

Hingga pada suatu hari sang petani ingin membawa barang panennya ke kota dia perlu kedua kudanya mengangkat barangnya yang dwadahi dengan karung , satu karung berisi garam dan karung lainya berisi kapas. Kuda berfisik bagus itu ingin mencelakakan kuda berfisik buruk tersebut dengan cara dia mengangkat karung yang berisi dengan kapas sehingga dengan otomatis karung yang berisi garam diangkat oleh kuda yang berfisik buruk. Lalu berjalanlah mereka dengan rencana si kuda berfisik bagus berjalan lancar. Hingga pada saat di perjalanan terjadi hujan yang sangat deras, mereka berlari mencari tempat berteduh. Sebelum mereka mencapai tempat berteduh kuda yang membawa karug garam merasakan bawaannya semakin ringan, dia melihat kebelakan dan garamnya terjatuh sedikit demi sedikit bersama air hujan. Dan kuda yang membawa karung berisi kapas semakin lama menyerap air hujan yang banyak, dan kuda yang berfisik bagus tersebut jatuh tersungkur ke tanah.END

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline