Lihat ke Halaman Asli

Abdul Fandir

Dibuat untuk mereka yang terkadang lelah dihujani perasaan negatifnya

Kota Penyamar Luka

Diperbarui: 3 Juni 2018   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan kota daeng yang pagi ini terasa begitu dingin menyengat, aku tak kuasa menikmatinya sendiri, sepertinya aku butuh teman, mungkin secangkir kopi, hari ini mungkin akan jadi awal yang baru untukku dan hujan ini mengusaikan segala ingtan-ingatan panjang  lewat genangan yang mengalir deras depan rumah.

Tidak usah terlalu lama mengingat, toh sesuatu yang memang pantas tidak akan salah tempat apalagi datang terlambat, terkadang untuk tangguh memang kita harus mersakan sakit, sebab dari rasa sakit kita belajar menyembuhkan luka yang tidak dapat di rasakan oleh orang lain, mungkin hanya dia, entahlah aku juga tidak ingin mengingatnya lagi, dari rasa sakit kita sadar bahwa rasa sakit tidak hanya sebatas kata-kata yang menyedihkan terungkap, ini persoalan hati,jiwa dan pikiran yang di korbankan demi segala upaya.

                      Kamu tahu kan, aku sedang membicarakan apa?.

Walaupun demikian menghapus ingatan bukan perkara mudah, namun percayalah keberhasilan dalam melakukan sesutau tergantung dari niat dan usaha, sekuat mana kamu berusaha, itu akan menentukan kamu sukses atau tidak dalam melupakan.

kini aku di persimpangan jalan

penuh air dan pejalan kaki

dan kendaraan yang melewatiku

biarkan aku berlalu

berlalu seperti hujan

dank au selalu ada seperti senja

sebab saat kita dating di akhir sore

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline