Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azzam Ajhari

Manggala Informatika pada Badan Siber dan Sandi Negara

Peran "People" yang Sering Dilupakan pada People, Process, Technology (PPT) untuk Memperkuat Ketahanan dan Keamanan Siber Organisasi

Diperbarui: 24 Januari 2025   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokpri Azzam

Dalam era digital yang serba cepat, organisasi dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks terkait ketahanan dan keamanan siber. Banyak perusahaan menginvestasikan miliaran dolar untuk teknologi canggih dan menyusun proses operasional yang ketat guna melindungi sistem mereka dari ancaman. Namun, di balik itu semua, sering kali ada satu elemen penting yang terabaikan: "People" atau manusia.

Konsep People, Process, Technology (PPT) telah lama menjadi kerangka kerja yang diadopsi oleh banyak organisasi untuk memastikan kinerja dan keamanan operasional. Namun, meskipun "People" ditempatkan di awal, elemen ini sering dipandang sebagai pelengkap, bukan sebagai fondasi. Padahal, ketahanan dan keamanan siber yang tangguh hanya dapat dicapai jika organisasi menempatkan perhatian besar pada peran manusia.

Mengapa "People" Sering Diabaikan?

Dalam banyak kasus, organisasi terlalu terfokus pada teknologi. Investasi dalam perangkat lunak keamanan terbaru, firewall canggih, dan sistem pemantauan real-time sering kali dianggap sebagai solusi utama untuk menghadapi ancaman siber. Di sisi lain, proses bisnis dan standar operasional juga mendapatkan porsi besar dalam perencanaan keamanan siber.

Namun, elemen "People" sering kali dianggap sebagai elemen yang sulit diukur dan diatur. Pelatihan keamanan siber dianggap cukup dengan sesi tahunan yang bersifat formalistik. Selain itu, banyak organisasi gagal menyadari bahwa faktor manusia bukan hanya karyawan operasional, tetapi juga mencakup manajemen, mitra bisnis, dan bahkan pengguna akhir.

Konsekuensi Mengabaikan Peran "People"

Ketika elemen "People" diabaikan, organisasi menjadi rentan terhadap serangkaian risiko, seperti:

1. Serangan siber berbasis manipulasi psikologis, seperti phishing dan social engineering selalu memanfaatkan kelemahan manusia. Teknologi canggih tidak dapat sepenuhnya melindungi organisasi jika karyawan tidak peka terhadap ancaman semacam ini.

2. Banyak insiden keamanan siber terjadi akibat kelalaian manusia (Human error), seperti penggunaan password yang lemah, pengunduhan file dari sumber tidak terpercaya, atau konfigurasi sistem yang salah.

3. Sebaik apa pun proses yang dirancang, kebijakan keamanan akan gagal jika manusia yang terlibat tidak mematuhinya karena kurangnya pemahaman atau kepedulian (sistem reward dan punishment).

Mengoptimalkan Peran "People" dalam PPT

Untuk memperkuat ketahanan dan keamanan siber, organisasi harus mengintegrasikan elemen "People" secara strategis. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil seperti:

1. Pelatihan tidak boleh berhenti pada sesi tahunan. Organisasi harus mengadopsi pendekatan pelatihan berkelanjutan yang disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing individu. Simulasi serangan siber, seperti tes phishing, dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kewaspadaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline