Lihat ke Halaman Asli

Aziz Baskoro Abas

Tukang Nulis

Kedai Kopi Harum Manis, Pelayanan Santai Berujung Buruk

Diperbarui: 5 September 2018   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedai kopi harum manis

Kedai kopi harum manis mulai menggeliat didunia perkopian. Kedai kopi ini menancapkan tiang pertamanya di jalan Raden Saleh no. 4 Ciledug kota Tangerang. Kedai kopi ini juga membuka cabang baru yang berlokasi di perumahan Puri Beta, Ciledug.

Banyak menu andalan kopi di kedai ini, diantaranya adalah Robusta, Arabika, Toraja Makale, Java Preanger, dan Mandailing. Rasa kopinya? Sangat otentik.

Menu favorit gue disini adalah kopi racik susu (panas) sejak November 2017, dan gue mulai intens membelinya hampir setiap hari sejak dua bulan terakhir.

Dari sekian banyak kopi yang gue seruput, hanya kopi racik susu inilah yang pas dilidah gue. Tiga kata yang pas untuk mendeskripsikan kopi racik susu ini adalah "fresh, nikmat, dan nendang".

Pelayananya? Slow but sure. Tak ada seragam (hanya pakaian casual), tapi tetap terstruktur, terorganisir dengan baik. Kata-kata yang dilontarkan terhadap pelanggan cenderung menggunakan bahasa gaul sehingga tidak kaku.

Tapi, ada seorang kasir (wanita) yang membuat gue sangat terkejut. Kronologisnya, waktu gue memesan kopi racik susu, ada sedikit percakapan seperti biasa antara gue sebagai customer dan si kasir. 

Ketika proses pemesanan selesai, gue masih berdiam diri didepan si kasir dengan niat ingin membayar diawal. Tapi, si kasir tiba-tiba melontarkan pernyataan "yaudah, ngapain lagi?" Pernyataan itu keluar didepan muka gue plus didepan customer yang antri dibelakang gue.

Gue tidak mengerti apa yang ada didalam fikiran si kasir sehingga keluar statement seperti itu. Akhirnya, gue mencoba merecovery mood gue yang rusak karena perkataan si kasir itu dengan tidak jadi menikmati kopi dikedai, tapi dibawa pulang.

Gue hanya menggaris bawahi pelayanan si kasir yang sangat buruk lewat kata-katanya tadi, bukan menggaris bawahi rasa kopinya. Karena baru kali ini, gue (customer) mendapatkan perlakuan seperti itu dari sekian banyak kejadian ketika posisi gue menjadi konsumen. Dan itu sangat buruk.

Pelayanan yang bersifat santai dan friendly terhadap konsumen adalah sebuah nilai plus, karena terkesan tidak kaku. Tapi, jika pelayanan santai dan friendly malah membuat posisi konsumen sebagai teman yang anda pahami betul wataknya, merupakan sebuah blunder yang fatal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline