George Herbert Mead adalah salah satu tokoh penting dalam teori interaksionisme simbolik. Dasar dari pemikirannya sebenarnya terletak pada konsep behaviorisme sosial, yang berkembang sebagai kritik terhadap behaviorisme radikal yang dipelopori oleh John B. Watson. Behaviorisme radikal hanya menekankan hubungan langsung antara stimulus dan respons, tanpa memperhatikan aspek-aspek mental atau proses interpretasi yang terjadi pada individu.
Berbeda dengan itu, behaviorisme sosial yang dikembangkan oleh Mead menegaskan bahwa manusia adalah makhluk unik yang mampu berpikir dan memiliki memori. Kemampuan ini memungkinkan manusia untuk melakukan interpretasi terlebih dahulu sebelum memberikan respons terhadap suatu stimulus. Dengan demikian, respons manusia tidak bersifat mekanis atau seragam, melainkan dapat berbeda-beda tergantung pada interpretasi, pengalaman, dan latar belakang individu tersebut.
Mead menjelaskan bahwa manusia memiliki kapasitas mental yang kaya, seperti interpretasi, memori, dan pengalaman yang memengaruhi setiap tindakan mereka. Hal ini sangat berbeda dengan hewan yang tidak memiliki akal atau fungsi mental kompleks, sehingga respons mereka terhadap stimulus cenderung langsung dan otomatis. Contoh lainnya terlihat pada objek-objek dalam penelitian alam seperti fisika dan kimia, di mana suatu stimulus menghasilkan respons yang pasti dan dapat diprediksi.
Menurut Mead, perbedaan mendasar antara manusia dan makhluk lain terletak pada kemampuan manusia untuk menggunakan fungsi memori dan mental dalam menanggapi stimulus. Dengan proses ini, respons manusia selalu melalui tahap pemikiran yang mendalam.
Prinsip analisis tindakan yang dikembangkan oleh Mead hampir serupa dengan pendekatan behaviorisme radikal yang berfokus pada hubungan antara stimulus dan respons. Namun, Mead menambahkan dimensi penting, yaitu pengaruh aspek-aspek mental dan sosial yang memediasi tindakan manusia. Ia menjabarkan proses ini ke dalam empat tahapan tindakan manusia:
Impuls
Tahap ini adalah reaksi spontan terhadap rangsangan yang dirasakan oleh indera. Sebagai contoh, "ketika sedang minum kopi, Aziz merasa dicubit."Persepsi
Tahap ini melibatkan proses investigasi spontan untuk mengidentifikasi penyebab rangsangan tersebut. Dalam contoh tadi, Aziz menoleh untuk melihat siapa yang mencubit, sehingga kalimatnya berubah menjadi "ketika sedang minum kopi, Aziz dicubit oleh Zaky."Manipulasi
Pada tahap ini, Aziz mulai mengolah informasi lebih dalam dengan menghubungkannya pada pengalaman masa lalu dan hubungannya dengan Zaky. Hasilnya, kalimatnya menjadi "ketika Aziz sedang minum kopi, ia dicubit oleh Zaky, teman baiknya."Konsumsi
Ini adalah tahap terakhir di mana respons akhir muncul setelah berbagai pertimbangan mental. Aziz akhirnya berkata, "ketika Aziz sedang minum kopi, ia dicubit oleh Zaky, teman baiknya, dan Aziz spontan berkata, 'satu cubitan satu bungkus rokok.'"
Respons Aziz adalah hasil dari proses berpikir yang kompleks, yang melibatkan memori, pengalaman, dan mentalitas. Inilah yang menjadi pembeda signifikan antara manusia dan makhluk lain atau objek di alam, serta mempertegas peran interpretasi dalam tindakan manusia.
sumber :