Lihat ke Halaman Asli

Abdul Aziz

Arsitek

Pelatih Lokal

Diperbarui: 7 Agustus 2024   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rahmad Darmawan adalqh pelatih lokal terakhir yang masih dipercaya melatih   klub liga 1. Sebelumnya ada Jajang Nurjaman yang dipecat oleh Persikabo. Padahal Jajang,  Jose Mourinhonya Indonesia,  lumayan bagus di Persikabo.  Terakhir  Widodo CP yang kembali di tunjuk jadi pelatih Madura United. Semoga kedua pelatih lokal ini bisa dipertahankan. Tidak afdol rasanya melihat pelatih asing wira-wiri di Liga Indonesia. Sementara pelatih lokalnya jadi penganguran. 

Tapi kenapa banyak pelatih asing yang sukses disini. ( Banyak  juga pelatih asing yang gagal). Banyak faktor. Tapi umumnya karena pengalaman dan kwalifikasinya yang  tinggi. Contohnya  Louis Milla  yang pernah  menanganin Persib. Persib langsung gacor. Padahal pemain Persib itu-itu saja tidak banyak berganti. Begitu juga dengan Thomas Doll Persija langsung ada  di papan atas. 

Faktor yang lain karena umumnya orang Indonesia  itu  bule minded. Pokoknya bule di anggap hebat dan kata-katanya di anggap benar. Pemain Indonesia manut habis kalau di perintah bule. Tapi ada benarnya juga sih bule itu banyak yang  hebat. Karena mereka menekuni bidang pekerjaan secara total. Kalau jadi pelatih mereka sudah merintisnya dari muda. 

Kemudian mau merangkak dari bawah. Dari klub-klub kecil, pelan-pelan naik ke klub besar. Disamping itu mereka juga rajin ikut pelatihan ini-itu. Jadi ketika menangani klub liga 1 memang tepat. Pengalaman dan kwalifikasinya cukup. Ada masalah apa saja tahu sebab sekaligus tahu cara mengatasinya.

Tapi ada juga bule yang karbitan. Memanfaatkan ke bule- annya doang. Di dunia konstruksi sering saya temuin yang begitu. Ditunjuk sebagai  Construction Manager tapi hal-hal teknis yang sederhana tidak tahu. Biasanya bule yang begitu ketahuan saat rapat.  

Selanjutnya kenapa klub lokal senang mengambil pelatih dari luar. Karena gengsi klub jadi naik. Apalagi yang di hire memang pelatih yang sudah punya nama. Tambah naik saja posisi klub di mata penggemar dan sponsor. Sponsor ini penting buat pemasukan klub.

Terus bagaimana dengan pelatih lokal. Secara kwantitas hanya ada 20 pelatih lokal yang punya licensi A Pro  AFC di Indonesia.  Yang masih bertahan di Liga 1 hanya ada dua seperti yang saya sebut di atas. Selebihnya jadi pelatih di klub liga 2 dan 3. Ada juga yang aktif di Akademy seperti Yeyen Tumena. 

Buat pelatih lokal ini tantangan. Apa yang salah sampai klub lokal tidak mau memakai anda semua. Mungkin jalan keluarnya pelatih lokal kita harus banyak belajar lagi. 

Kedua jangan lupa bahwa tugas utama pelatih adalah mengembangkan potensi pemain. Yang tadinya tidak bisa bikin gol di kasih kiat supaya bisa bikin gol. Yang tadinya kurang bagus bertahan di kasih masukan bagaimana cara bertahan yang baik. Dengan begitu secara individu kwalitas pemain meningkat. Kalau kwalitas pemain meningkat kinerja team juga akan meningkat. 

Selanjutnya adalah buat pemilik klub liga 1 terutama berilah kesempatan kepada pelatih lokal untuk menjadi pelatih utama.  Pelatih lokal juga punya kemampuan, punya licensi yang sesuai dan punya pengalaman. Masalahnya mereka tidak diberi kesempatan itu saja. 

Terakhir buat para pemain liga 1 dan 2 hormatin pelatih lokal. Jangan terkesima sama pelatih asing. Soal ilmu sepakbola sama saja dengan pelatih lokal. Bahkan banyak pelatih kita yang lebih hebat dari pelatih asing.*****)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline