Membumikan Cemburu
Diperbarui: 10 Juli 2020 23:50
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
pinterest.com/arsyadyah
Isi kepalaku mendidih, jemariku gemetar ringkih
Aku cemburu pada lelaki yang memujamu
Seberani itukah ia membungakan rasamu?
Dan seutas puisimu, kamu hadiahi padanya
Semudah itukah kamu membalasnya?
Bahkan kamu pintanya untuk merangkai diksi untukmu
Demi apa pun, aku tidak!
Aku harus menolak berulang kali,
Para nona yang merayuku
Untuk memberinya cendera mata puisi
Kamu tahu demi siapa aku tidak menerima inginnya?
Demimu, Dara!
Tidak untuk alasan yang lain
Sekhatam aku membaca pesan rahasiamu
Aku berguru lagi membumikan cemburu
Tersebab sudah lama aku tak sehebat ini
Sialnya, aku terjebak pada sarang negatif
Beruntungmu, kamu sedang terjaga dalam mimpi
Jadi, kamu tak perlu tahu bagaimana keadaanku
Sumpah inginku tanyakan,
Siapa yang pernah kamu suguhi bingkai katamu?
Apa rasamu pada mereka yang memujamu, Dara?
Untuk mendengar balasmu saja aku gemetaran
Dara,
Padamu, boleh aku mencumbumu dalam cemburu?
Baru sehebat ini aku takut kehilanganmu
Bekas semalam masih utuh, aku mencintaimu benar-benar
Untuk kamu yang kupanggil kesayangan
Beri aku waktu demi membumikan cemburu
Kediri,27 06 2020
_(elegi 0399 IV)_
Abdul Azis