PUBERTAS
Aku memulai hari dengan langkah tak terarah
Berjalan ke manapun tawa menuntunku
Ke lorong-lorong gelap, tempat mimpi-mimpi menangis dalam senyap,
gedung-gedung tinggi tempat tawa-tawa picik memekik.
Tempat-tempat semacam itu tak pernah kehabisan lelucon untuk ditertawakan
Sampai pada saat, di mana intuisi menamparku dengan kasar
Ia memaksaku untuk kembali sadar
Lantas membenamkanku ke dalam kenang yang susah payah ku buang.
Yaa, Aku ingat
Dulu sekali, tentangmu adalah do'a kesukaanku.