Lihat ke Halaman Asli

Abdulah

sedang belajar

"Habis Gelap Terbitlah Curhat", Pesan Sederhana yang Mengena dari Jogja Biennale 2017

Diperbarui: 23 November 2017   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

"Habis Gelap Terbitlah Curhat" bukanlah sebuah judul cerita, buku, ataupun prolog kisah tertentu. Habis Gelap Terbitlah Curhat adalah judul salah satu karya seni rupa yang ada di pameran bertajuk Jogja Binnale XIV Equator #4, yang bertempat di Jogja Nasional Museum. Seniman yang tertera di balik judul itu adalah Farid Stevy Asta, atau juga dikenal Farid FSTVLST.

Bagi banyak orang yang sudah datang ke acara tersebut, pasti sudah melihat tembok sepanjang lorong setelah pintu masuk utama gedung JNM yang dipenuhi dengan coretan warna-warni dan banyak tulisan di sana-sini. Dan, dipastikan kalian tidak hanya melihat, lalu langsung pergi begitu saja. Kemungkinan saat melewati lorong itu, kalian akan berdiri, membaca, satu persatu teks-teks yang ada. Juga sesekali tertawa atau minimal nyengir saat ada tulisan yang dirasa sesuai dengan apa yang sedang dirasakan atau temukan dalam keseharian, khususnya di media sosial. Itulah Mural On The wall Farid Stevy yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Curhat".

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Hal itu saya alami sendiri, ketika beberapa waktu lalu bersama seorang teman menyempatkan datang ke acara tersebut. Begitu ramai orang yang berdiri memandangi tembok yang dipenuhi teks-teks dan berwarna-warni itu. Sudah seperti tembok ratapan saja sepertinya. Sembari sesekali cekrak-cekrek selfie.

Satu persatu saya baca teks-teks yang ada. Ada yang membuat saya ingin tertawa, nyengir dan bahkan ada yang juga mungkin membuat ingin misuh. Sembari sesekali mengangguk-anggukkan kepala dan membatin,"Iya juga ya".

Mungkin kebanyakan juga merasakan hal yang sama seperti saya, mungkin sih. Hayoo ngaku wae..! Hehe

Seperti beberapa teks di bawah ini yang sempat saya ambil gambarnya menggunakan ponsel:

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Oh iya, di setiap coretan curhatan yang ada tercantum nama pemiliknya juga. Kebanyakan coretan-coretan itu memang berasal dari suara keresahan-kerasahan netizen yang berhasil "dijaring"dan diseleksi oleh sang seniman muralnya, Farid Stevy.

Saya mengetahui itu karena sebelum acara pameran ini digelar, sempat membaca postingan akun Instagram milik blio yang memang ditujukan untuk menjaring keresahan-keresahan masa kini dari netizen, dengan cara berkomentar atau dengan mengirimkannya langsung ke blio. Dan, jadilah "Habis Gelap Terbitlah Curhat" itu.

Tak heran kalau teks-teks mural yang berhasil dipamerkan itu tak jauh dari hal-hal yang kita temukan dalam keseharian. Dari mulai keresahan dunia perkuliahan, sampai remeh temeh masalah percintaan. Khususnya yang berseliweran di media sosial dengan muda-mudi yang ada di dalamnya.

Pameran ini digelar dari tanggal 2 November sampai tanggal 10 Desember. Jadi bagi yang belum sempat datang ke acara itu, masih ada waktu sampai tanggal 10 Desember untuk membaca mural curhatan dan curhatannya. Siapa tahu teks-teks keresahan milikmu juga ada. Terus, sepulangnya dari sana langsung ingin curhat. hehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline