Lihat ke Halaman Asli

Abdul Afwu

Pemikir Lepas

(RESENSI BUKU #2) Sering Sambat Soal Uang? Baca Buku The Psychology of Money

Diperbarui: 15 September 2023   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.gramedia.com/products/the-psychology-of-money-timeless-lessons-on-wealth-greed-and-happiness

"Saya lelah sekali hidup untuk bekerja, rasanya uang selalu hilang tapi tenaga dan pikiran harus tetap jalan untuk pekerjaan" 

Begitulah saat salah seorang sahabat saya sambat mengenai keadaan keuangannya yang tak kunjung membaik. Saya cukup prihatin melihatnya, tapi kalau diingat kondisi saya sendiri pun juga memprihatinkan keuangannya. Kita berdua adalah sepasang sahabat yang memprihatinkan, lemah dalam menata dan mengelola keuangan.

Untungnya saya ini tak pernah pesimis perihal keuangan. Sememprihatinkan apapun kondisinya, saya usahakan tak pernah mengeluh, tapi lama-lama tersiksa juga saat mendengar keluhan-keluhan teman perihal perekonomian. Semangat untuk mencari jawaban pun tiba, "Saya harus punya jawaban atas semua ini, hubungan saya dan uang harus saya perbaiki. Saya harus mengetahui tentang uang lebih banyak" begitulah tekad saya untuk keluar dari kondisi memprihatinkan ini.

Saya pun memutuskan pergi menuju toko buku, mengambil secara acak buku yang terpampang di rak terdepan. Sebuah buku yang tak terlalu tebal tapi tak terlalu tipis, buku itu berjudul "The Psychology of Money". Tak pikir panjang segera bergegas saya ambil dan bayar di kasir. Saya pulang dan membacanya hingga selesai.

Sungguh tak kusangka ternyata isinya hanya nasihat-nasihat, sempat meragukannya, "Bisa-bisanya saya dinasehati keuangan oleh orang yang tak saya kenal" begitu berat menerimanya. 

Lalu mengapa kok buku ini menjadi buku bestseller ya, dan setelah saya lihat-lihat ternyata banyak juga influencer-influencer yang merekomendasikannya. Karena saya sedikit kecewa saya pun menceritakan kepada teman saya, semua tentang buku ini dan teman saya begitu hening mendengarkannya dengan seksama. Ternyata dia tertarik dan ingin meminjamnya. "Hah apanya yang menarik sih, cuman nasihat. Yasudah bawa saja bukunya" begitu kataku menyudahi percakapan.

Beberapa hari setelahnya dia kembali dengan mata berbinar dan berkata, "Gila, buku ini membantu banget. Thanks yaa!" katanya sembari mengembalikannya padaku. "Kok dia terkesan ya, coba ah baca lagi dengan seksama" batinku sambil ngedumel sendiri.

Oh ternyata saya melewatkan banyak hal saat membaca buku ini. Saat dulu membacanya saya sangat berekspetasi bahwa saya akan disodorkan hal-hal teknis dan praktis cara mengatur uang. Tapi ternyata isinya hanya nasihat, sehingga sempat dibuatnya rasa kecewa. Namun saat sekarang membaca ulang lagi, dan dengan menfokuskan diri pada setiap nasihat-nasihat di dalamnya, ternyata memang bukan main bagusnya buku ini.

MENABUNGLAH. MENABUNG SAJA. MENABUNG TAK PERLU TUJUAN KHUSUS.

Sebuah nasihat menarik dan termasuk yang paling saya sukai. Dahulu saya selalu berpikir menabung itu selalu butuh tujuan, tapi ternyata tidak selalu. Saya selalu menabung dengan tujuan, tujuan jangka panjang dan jangka pendek. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline