Musim 2023/2024, setidaknya hingga setengah musim ini, liga-liga domestik di negara-negara utama Eropa muncul fenomena yang tidak biasa. Klub-klub besar di liga-liga domestik kehilangan kekuatan di musim ini.
Mulai dari Ajax di Eredivisie Belanda, Olimpique Lyon di Ligue 1 Perancis hingga Chelsea di Liga Primer Inggris. Performa mereka ibarat tim medioker yang hanya berkutat di papan tengah dan bawah klasemen. Padahal musim-musim sebelumnya mereka mampu konsisten di papan atas dan menjadi penanganan gelar juara.
Berikut ulasan performa mereka di semua kompetisi yang mereka ikuti:
Olimpique Lyon-Ligue 1 Perancis
Ligue 1 menyuguhkan sesuatu yang tidak terduga musim ini. Olimpique Lyon pemilik 7 gelar juara Ligue 1 secara beruntun musim 2001/2002 - 2007/2008 terpuruk di dasar klasemen hanya dengan 7 poin. Dari 12 pertandingan yang telah dijalani muskm ini Lyon hanya mampu meraih 1 kemenangan, 4 kali seri dan 7 kekalahan. Rekor terburuk dalam sejarah klub!
Lyon memperoleh kemenangan pertamanya musim ini pada pekan ke 11 (12/11/2023) saat tandang ke markas Stade Rennes. Lyon menaklukkan tuan rumah dengan skor tipis 0-1. Selain poin yang minim, catatan buruk lainnya Lyon menjadi klub ketiga di Ligue 1 yang paling mudah dijebol. Lyon telah kemasukan 21 gol dan hanya mencetak 9 gol.
Penyebab keterpurukan Lyon musim ini bisa ditelusuri dari sanksi yang diberikan oleh DNCG (Direction Nationale du Controle de Gestion) lembaga pengawas khusus sepak bola Perancis. DNCG membatasi aktivitas Lyon dalam bursa transfer musim ini akibat ditemukannya aliran dana mencurigakan musim sebelumnya.
Otomatis Lyon tidak bisa berbuat banyak dalam transfer pemain musim ini. Skuad diisi pemain muda lulusan akademi yang masih minim pengalaman. Barisan skuad Lyon diantaranya diperkuat 10 pemain U21. Disisi lain, pemain berpengalaman yang masuk ibarat barang sisa di klub lain. Mereka banyak didatangkan dengan status pinjaman dan free transfer. Sudah cukup menjadi bukti betapa berpengaruhnya sanksi DNCG bagi Lyon.
Ajax Amsterdam-Eredivisie Belanda
Klub raksasa Belanda pemegang 36 gelar Eredivisie ini masih lebih baik nasibnya dari klub Perancis Olimpique Lyon. Ajax masih mampu bersaing dipapan tengah. Namun tetap saja ini bukan sesuatu yang biasa bagi raksasa Belanda ini.