Turnamen Piala Dunia U17 (dan U20) FIFA merupakan program pembangunan untuk menyiapkan pemain tim nasional (timnas) senior dimasa depan. Jika pemain muda ini mampu menjaga konsistensi performa permainan dilevel klub maupun timnas level usia maka sudah barang tentu kelak mereka akan terpilih ke dalam skuad timnas senior.
Jika kita perhatikan selama gelaran Piala Dunia U17 2023 Indonesia, banyak negara-negara yang sepak bolanya maju tidak menyertakan pemain muda berbakat mereka ke skuad Piala Dunia U17 walaupun umur mereka masih diperbolehkan. FIFA membatasi usia pemain di Piala Dunia U17 untuk kelahiran setelah 1 Januari 2006 (2006, 2007, dan seterusnya).
Misalnya Spanyol, mereka tidak membawa Lamine Yamal, Perancis tanpa Warren Zaire-Emery, Ekuador tanpa Kendry Paez. Bakat-bakat muda ini tidak mereka bawa karena mereka "sudah selesai dibangun". Mereka sudah sampai ditujuan yakni tim nasional senior.
Mereka ditempa diklub dan kompetisi liga kelompok umur. Bakat yang hebat menaikkan level mereka ke tim dan kompetisi liga level umur diatasnya. Akhirnya mereka mampu menembus persaingan kompetisi liga senior dan timnas senior. Pemain yang sudah mencapai level senior kemungkinan tidak akan dikembalikan ke level junior karena bukan lagi level mereka.
Ambil contoh Lamine Yamal. Pemuda ini lahir 13 Juli 2007 (16 tahun) dari seorang ayah warga negara Maroko dan ibu warga negara Guinea Ekuator. Dengan usia yang masih 16 tahun tentu Yamal bisa masuk ke skuad Spanyol di Piala Dunia U17.
Tapi remaja berbakat ini sudah mampu menembus timnas senior Spanyol diusia itu. Yamal langsung mencetak gol pada aksi debutnya bersama timnas Spanyol pada matchday 5 (8/9/2023) kualifikasi Piala Eropa 2026. Yamal mencetak gol dimenit 74 dan membantu Spanyol menang 7-1 atas Georgia. Dilevel junior, Yamal memperkuat Spanyol U15 dari 2021 hingga level U19 pada 2022.
Yamal merupakan produk akademi La Masia dan berkompetisi di level junior di Juvenil A bersama Barcelona hingga 2022. Di musim 2022/2023 Yamal naik level ke Barcelona senior di La Liga. Yamal masih naik turun terkadang main di Barcelona B di Primera Division RFEF (kasta ketiga sepak bola Spanyol yang dikelola oleh Federasi Sepak Bola Spanyol).
Lamine Yamal memang pemain muda berbakat dengan prospek cerah maka tidak heran pemain sayap kanan ini mampu debut di La Liga pada 30 April 2023 diusia yang baru mencapai 15 tahun 9 bulan 16 hari. Yamal menggantikan Gavi dimenit 83 saat Barcelona unggul 4-0 atas Real Betis dipekan 32 La Liga. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi seorang pemain remaja di klub elit dan Liga top Eropa.
Untuk kasus Yamal ini, federasi sepak bola Spanyol mempunyai perhitungan lain memberikan debutnya di timnas senior diusia yang sangat belia. Remaja ini perlu dipagari dengan diberikan caps bersama timnas Spanyol senior agar tidak bisa diambil oleh negara lain. Kita tahu Yamal lahir dari seorang ayah Maroko dan ibu Guinea Ekuator. Artinya Yamal memiliki 3 opsi membela timnas yakni Spanyol karena faktor kelahiran dan Maroko serta Guinea Ekuator karena faktor keturunan. Dengan caps-nya di timnas senior Spanyol, kedua negara ini sudah tidak bisa merayu Yamal. Peraturan FIFA menyebutkan pemain yang sudah mendapatkan caps senior suatu timnas/federasi tidak dapat memperkuat/beralih ke timnas/federasi lainnya.
Begitu juga dengan remaja Perancis, Warren Zaire-Emery, pemain kelahiran 8 Maret 2006 ini juga tidak dibawa ke Piala Dunia U17 2023 karena sudah mencapai level senior. Pemain ini memiliki darah Martinique (wilayah bekas jajahan Perancis di Kepulauan Karibia, Amerika) dari ibunya. Zaire-Emery memperkuat tim senior klub Ligue 1, PSG sejak musim 2022/2023 dan mencatatkan debut diusia 17 tahun sejak pekan pertama Ligue 1.