PSSI dalam beberapa tahun terakhir berusaha konsisten menjalankan kompetisi junior berbagai tingkatan umur. Kompetisi yang diberi nama Elit Pro Academy (EPA) Liga 1 ini bergulir sejak 2018.
Pada musim 2022, EPA Liga 1 berjalan selama bulan Agustus hingga Oktober. Klub dibagi menjadi 3 grup yang berisi masing-masing 6 klub. Untuk kategori U18 dan U16, tiap klub bermain 15 kali pada babak grup. Juara grup dan runner up terbaik melangkah ke semifinal.
Di kategori U14, tiap klub hanya bermain 5 kali di babak grup. Juara dan runner up terbaik melaju ke semifinal. EPA Liga 1 U14 lebih tepatnya berformat turnamen yang di gelar singkat 4-22 september 2022.
Pada musim lalu, karena suatu alasan PT LIB dan PSSI tidak menggelar kompetisi EPA Liga 1 U20.
Kompetisi EPA Liga 1 musim 2023/2024 mengalami perubahan. Kompetisi yang dijalankan terdiri dari U13, U15 dan U18 yang akan diputar September hingga November 2023. Khusus EPA Liga 1 U21 bergulir September 2023 hingga februari 2024. Kompetisi ini diikuti oleh semua klub pemuda Liga 1 Indonesia.
Jika terus konsisten, PSSI berada pada jalur yang benar untuk menciptakan bakat-bakat baru sepak bola Indonesia. Karena faktanya, di negara-negara yang sepak bolanya maju selalu menjalankan kompetisi junior secara berjenjang.
Pemain hasil kompetisi junior ini nantinya akan diserap ke klub-klub profesional. Pemain-pemain yang tampil baik akan dinaikkan ke tim senior. Mereka juga bisa menjadi pool player bagi tim nasional.
Untuk level amatir yang dapat diikuti oleh SSB (sekolah sepak bola), akademi dan klub di seluruh tanah air, PSSI menyediakan kompetisi Piala Soeratin dengan kategori U13, U15 dan U17. Kompetisi akan dimulai Desember 2023.
Menarik kita bandingkan kompetisi junior PSSI dengan kompetisi junior di negara-negara yang sepak bolanya maju. Bagaimana negara-negara dengan tradisi sepak bola yang kuat menjalankan kompetisi junior? Penulis ulas satu per satu yang akan ditampilkan menjadi beberapa bagian.
Italia