Lihat ke Halaman Asli

Abdul Rojak

Membaca adalah hiburan, menulis adalah pelepasan ide dan gagasan

Puisi untuk Bunda

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berikut ini adalah puisi mengenai kasih anak terhadap ibunya. Semua tahu, ini adalah hal yang amat sangat baik. BUNDA TELAH BERANJAK SEPUH, SEMUA HAL YANG BIASANYA MUDAH DILAKUKAN KINI JADI TERASA SULIT, MATA YANG DULU TERANG KINI MULAI REDUP, KALA KAKINYA MULAI LELAH DAN ENGGAN MENYOKONG TUBUHNYA LAGI, KALA ITU BERIKANLAH LENGANMU UNTUK MENYOKONGNYA, TEMANILAH IA DENGAN KEGEMBIRAAN DAN SUKACITA, WAKTU AKAN TIBA, KETIKA KAU TERISAK MENEMANINYA DALAM PERJALANAN TERAKHIRNYA, DAN JIKA IA BERTANYA KEPADAMU, SELALULAH MENJAWABNYA, DAN JIKA IA BERTANYA LAGI, JAWABLAH PULA, DAN JIKA IA BERTANYA LAIN KALI, BICARALAH PADANYA TIDAK DENGAN MARAH, NAMUN DENGAN DAMAI, LEMBUT, DAN JIKA IA TAK MAMPU MENGERTI UCAPANMU DENGAN BAIK, JELASKAN SEMUANYA DENGAN SUKACITA, LAKUKANLAH YANG TERBAIK UNTUK BUNDA, KARENA WAKTU AKAN TERASA GETIR, TATKALA MULUTNYA TAK AKAN BERTANYA LAGI…………….. Puisi ini ditulis dalam bahasa Jerman tahu 1923 ditulis oleh orang yang sangat mencintai ibunya. dia adalah… Adolf Hitler. * Penulis adalah Guru Sejarah SMA Avicenna Cinere

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline