Membaca perjalanan hidup seorang Socrates (470 S.M - 399 S.M) membuatku merasa bahwa dia adalah seorang nabi utusan Allah. Ini hanya dugaan dan aku tidak punya bukti. Tapi kok aneh ya, kelahiran Socrates di zaman Yunani Kuno bisa membuat perubahan besar masyarakat pada saat itu, dalam memandang dunia dan manusia itu sendiri.
Layaknya seorang utusan Allah, Socrates membawa angin segar dan perubahan mendasar. Dimana manusia saat itu begitu terfokus sekali pada pemahaman tentang gejala-gejala alam, astronomi, perbintangan dan benda-benda luar angkasa.
Socrates lebih suka meneropong tentang gejala-gejala sosial, prilaku manusia, pengertian-pengertian yang dipahami manusia, seperti etika dan sosial politik kenegaraan.
Kalau saat itu kaum Sofis begitu bangga dengan ilmu yang dimiliki dan meminta upah untuk pengajaran yang diberikan pada setiap muridnya, Socrates menolak itu semua dengan alasan kemanusiaan. Sebab Socrates merasa ia tak tahu apa-apa. Metode pendidikannya adalah DIALOG. Masing-masing berangkat dari tidak tahu, menanyakannya dan menguraikannya. Tidak ada guru, tidak ada murid, keduanya sedang belajar dan mencari kebenaran dengan dialog.
* Penulis adalah Guru Sejarah SMA Avicenna Cinere
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H