Bahagia. Siapa yang tidak menginginkan kebahgiaan? Rasayanya tidak ada bukan. Karena secara fitrahnya, manusia itu menginginkan Bahagia. Tidak ada manusia ingin nelangsa, tidak ada manusia untu galau dalam hidupnya.
Kebahagian adalah sesuatu yang bersifat absolut good. Artinya kebahgiaan bersifat kebaikan puncak dari sesuatu yang diinginkan manusia, dan kebagiaan itu merupakan tujuan manusia. Karena nyatanya tidak ada manusia yang memiliki tujuan untuk susah. Karena pada dasarnya, apapun yang dilakukan manusia itu bertujuan agar mendapatkan kebahgiaan dari apa yang dia lakukan. Aku jadi teringat perkataan dari albert camus yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang melakukan sesuatu karena ada maunya.
Al-farabi mengatakan bahwa "Allah menciptakan manusia untuk Bahagia." Kenapa Allah memberikan banyak fasilitas yang begitu banyaknya untuk manusia, mulai dari kesempurnaan jasmani manusia, akal yang mejadi pembeda dari mahluk lain, bumi yang pantas untu ditinggali, bahkan Allah memberikan utusan Nya dan buku pedomannya berupa Al-Quran sekaligus. Itulah wujud, bahwa fasilitas yang Allah berikan kepada manusia itu agar manusia itu bahagia. Jadi memang, Allah Menciptkan Manusia Untuk Bahagia.
Tapi nyatanya, banyak manusia yang tidak paham dengan apa pemberian Allah kepada manusia. Kada manusia masih mengeluh dengan pemberianNya. Kadang manusia masih memita yang lain akan pemberian yang sudah diberikan Allah. Padahal, Allah menciptakan manusia berikut pemberian yang begitu banyak itu agar manusia itu Bahagia.
Ingat...Allah menciptkan manusia untuk Bahagia, maka dari itu jangan membuat Allah tersinggung dengan ungkpanmu yang mengeluh, dengan tindakanmu yang tidak berterimakasih, dengan sikapmu yang tidak saling memberi, dengan tindakanmu yang semakin jauh dari Nya.
Ibnu miskawai mengatakan untuk mencapai kebahagian yang hakiki bisa dengan empat level, yakni:
Pertama, kebahagiaan mental tercapai dengan kemampuan memaknai positif setiap keadaan, yang menyenangkan maupun tidak.
Kedua, kebahagiaan intelektual tercapai dengan bertambahnya ilmu dan wawasan yang bermanfaat dalam kehidupan.
Ketiga, kebahagiaan moral dapat dicapai dengan integritas diri, dedikasi, kesetiaan, pengorbanan, bersedekah, dan hal-hal yang kita berikan.
Keempat, puncak dari kebahagiaan itu adalah kebahagiaan spiritual berupa ketentraman batin, ketiadaan rasa takut dan khawatir lantaran sudah merasa bersatu dengan Allah.