Lihat ke Halaman Asli

Abdul Aziz

mahasiswa

"Dian yang Tak Kunjung Padam": Kisah Cinta dan Kritik Sosial di Era Kolonial

Diperbarui: 8 November 2024   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam khasanah sastra Indonesia, novel "Dian yang Tak Kunjung Padam" karya Sultan Takdir Alisjahbana berdiri sebagai monumen pemikiran progresif pada awal abad ke-20. Karya yang diterbitkan tahun 1932 ini tidak sekadar menceritakan kisah cinta, melainkan menghadirkan potret kompleks pergolakan sosial dan intelektual masyarakat Indonesia pada masa kolonial.

Latar Belakang Sosial

Tokoh utama novel, Yasin, adalah representasi kaum terpinggirkan namun bertalenta. Sebagai seorang anak yatim, ia membawa semangat pembebasan melalui pendidikan dan pemikiran kritis. Kontras dengan latar belakangnya, Molek hadir sebagai perempuan bangsawan yang terkungkung oleh tradisi dan ekspektasi sosial ketat yang mengelilinginya.

Pertentangan Tradisi vs Modernitas

Konflik utama novel terletak pada pergulatan pemikiran antara Yasin dan Molek. Yasin mewakili gelombang pembaharuan, memandang maju dengan cara berpikir kritis dan visioner. Ia tidak menerima status quo dan berambisi mengubah tatanan sosial yang dianggapnya membatasi potensi manusia.

Molek, di sisi lain, berada pada simpang jalan. Sebagai perempuan bangsawan, ia dihadapkan pada dilema antara mempertahankan tradisi keluarga atau mengikuti pemikiran progresif yang dibawa Yasin. Perjalanan karakternya menggambarkan pergulatan batin seorang perempuan cerdas yang mencoba membebaskan diri dari belenggu konvensional.

Kritik Sosial dalam Balutan Kisah Cinta

Sultan Takdir Alisjahbana dengan cemerlang menjadikan kisah cinta Yasin dan Molek sebagai medium kritik sosial. Novel ini secara subtil namun tajam mengupas persoalan:

1. Keterbatasan Gerak Perempuan

2. Diskriminasi Kelas Sosial

3. Pentingnya Pendidikan sebagai Alat Transformasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline