Sejak kasuk covid-19 pertama kali terjadi di negara kita, yaitu pada bulan Maret hingga sekarang bulan September, berarti sudah 6 bulan kita berjibaku untuk melawan virus yang menjadi pandemi global ini.
Dahulu di awal pandemi diprediksi bahwa wabah ini akan mereda di bulan juni atau juli. Tapi faktanya hingga sekarang belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi ini berakhir. Bahkan kasus terpapar semakin meningkat jumlahnya dan sudah tembus 275 ribu dengan kasus kematian lebih dari 10 ribu.
Sementara jalan keluar dan solusi medis yang bisa menyudahi pandemi ini dengan segera belum ditemukan, permasalahan turunannya semakin banyak dan semakin kompleks. Hampir semua ahli telah menyumbangkan gagasan an pikirannya. Berbagai strategi telah ditempuh, dan putra-putra yang dianggap terbaik di negeri ini telah dikerahkan untuk memimpin penangannya. Tetapi belum ada titik terang yang betul-betul terang untuk memastikan optimisme.
Di sinilah nalar spiritual perlu hidupkan mendampingi nalar rasional kita, agar kita tidak lupa bahwa semua peristiwa yang terjadi telah ditakdirkan oleh penguasa kehidupan, dan setiap musibah menghadirkan pesan yang harus kita tangkap sebagai ibrah atau pelajaran. Inilah nalar spiritual yang selalu didiorongkan oleh Allah Swt sebagaimana dalam QS. Al-Hasyr: 2 (Jadikanlah peristiwa itu sebagai pelajaran wahai orang-orang yang memiliki pandangan).
Ada tiga pelajaran penting dari tidak kunjung hilangnya covid-19 dari kehidupan kita saat ini yang dapat kita petik:
Pertama, bahwa Allah Swt adalah Zat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah Maha Kuasa untuk berbuat apa saja atas kehidupan manusia. Meskipun Allah telah memproklamirkan diri bahwa Allah tidak akan berlaku zalim terhadap hamba-hamba-Nya. Ketika manusia tidak menselaraskan diri dengan aturan dan sunnatullah maka jangankan hanya menimpakan musibah, membinasakan manusia pun mudah bagi Allah Swt.
Allah Swt telah menampilkan dalam Alquran kisah-kisah umat atau negeri yang dibinasakan agar kita dapat mengambil pelajaran. Kisah-kisah Alqur'an bukan dongeng, tetapi peristiwa nyata dalam sejarah. Di luar kisah yang ditampilkan oleh Alquran, kita mengetahui dan mengakui sebagai fakta sejarah adanya negara atau bangsa bahkan imperium yang dulu berdiri kokoh, tapi sekarang tinggal cerita, seperti imperium Persia dan Romawi. Di Nusantara juga dulu berdiri kerajaan-kerajaan besar yang kokoh, tapi kini tinggal prasasti.
Dalam kehidupan modern ada banyak negara yang pada abad 21 ini telah lenyap, padahal sebagian dari negara-negara tersebut adalah negara besar yang tidak diperkirakan akan runtuh. Ada Jerman Timur, Cekoslovakia, Yugoslavia, Uni Soviet dan juga Kekaisaran Usmani atau Ottoman.
Teriakan NKRI harga mati tidak ada gunanya jika kita tidak menjaga nikmat kehadiran bangsa ini dengan berkontribusi untuk bangsa dengan kemampuan yang kita miliki, siapa pun dan apa pun posisi kita. Juga tidak kalah penting untuk menghadirkan keberkahan di negeri ini dengan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Kedua, dalam menghadapi permasalahan hidup, hendaknya kita menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan lahiriah rasional dan pendekatan batiniah ruhaniah. Pendekatan ruhaniah tentu dengan mendekatkan diri kepada Allah memohon petunjuk dan pertolongan-Nya.
Allah memerintahkan manusia untuk menjadikan ketaatan kepada-Nya sebagai penolong untuk menemukan solusi dari berbagai permasalahan dalam kehidupan (QS. Al-Baqarah:45) Nabi Muhammad saw dikuatkan oleh Allah Swt dengan shalat tahajjud.