Serahkan tugas kepada orang yang sibuk, jangan kau serahkan kepada orang yang tidak banyak pekerjaan!
Pernyataan tersebut mungkin sedikit membingungkan. Bukankah orang sibuk sudah terlalu banyak pekerjaan? Sementara orang yang tidak banyak pekerjaan justru dia lah yang perlu diberi tambahan tugas karena dia punya lebih banyak waktu luang.
Fakta umum di lapangan, orang yang telah terbiasa dengan kesibukan cenderung memiliki menajemen waktu yang baik sehingga bisa menyelesaikan tugas yang banyak. Sebaliknya orang yang tidak punya banyak pekerjaan umumnya bukan karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan, tapi bisa jadi karena ia tidak suka dengan kesibukan atau memilih hidup santai, atau pilih-pilih pekerjaan yang sesuai selera saja.
Jadi permasalahannya bukan terletak pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kemampuan seseorang mangatur dan menanfaatkan waktu.
Mengatur waktu itu tidaklah mudah. Tapi ketahuilah bahwa kebanyakan orang sukses memulainya dengan mengatur waktu dan berdisiplin.
Setiap orang di dalam kehidupan ini diberi jatah waktu yang sama dalam sehari. Pemimpin dunia diberi waktu 24 jam. Pengusaha tersukses dunia diberi waktu 24 jam. Presiden diberi waktu 24 jam. Pun pengangguran yang terbiasa menghabiskan banyak waktu untuk tongkrongan juga diberi waktu 24 jam.
Bagi mereka yang bisa mengatur waktu, pekerjaan sebanyak apa pun bisa diselesaikannya tepat waktu. Tentu hal itu dengan perencanaan, penjadwalan, dan disiplin yang baik. Ada orang yang memegang pekerjaan atau jabatan yang bisa dibagi kepada puluhan orang atau bahkan lebih.
Sebaliknya ada orang yang hanya memegang satu pekerjaan ringan pun tidak beres-beres. Maka tidak heran jika ada orang yang penghasilannya cukup untuk menghidupi ribuan orang, sementara ada pula orang yang penghasilannya menghidupi diri sendiri saja tidak cukup.
Sebagian orang terutama tipe workaholic selalu merasa butuh pekerjaan tambahan. Di sisi lain ada orang yang susah menyelesaikan pekerjaan di jam kerja, merasa terlalu banyak beban, dan kerjaannya tidak kunjung selesai. Padahal sebetulnya dia banyak menyia-nyiakan waktu.
Allah Swt Sang Pencipta dan Pemilik waktu telah mengingatkan potensi kerugian besar yang akan dialami oleh manusia jika tidak pandai-pandai mangatur dan memanfaatkan waktu.(Surah Al Ashr). Nabi Muhammad saw juga mengingatkan hal yang sama. Beliau bersabda, " Dua nikmat, banyak orang terlena dengan dua nikmat tersebut. Yaitu nikmat sehat dan sempat.(HR. Bukhari)
Dalam pandangan Islam tidak ada waktu sia-sia, semua waktu yang tersedia dalam hidup manusia harus memiliki nilai manfaat. Allah memerintahkan umatNya tatkala selesai dari suatu amal agar menyibukkan diri dengan amal-amal lain.