Lihat ke Halaman Asli

Abdu

Penulis Keperempuanan

Menyoal tentang Child Free

Diperbarui: 11 Februari 2023   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Childfree atau keputusan untuk tidak memiliki anak bagi mereka yang sudah berkeluarga pada dasarnya ini merupakkan hak dari masing-masing orang itu sendiri dengan catatan hal itu sudah dibicarakan dengan pasangannya. Menyoal tentang childfree ini boleh atau tidaknya sebetulnya kembali ke setiap pasangan itu sendiri.

Childfree yang kemudian buming atau viral di social media dikarenakan seorang infulencer GitaSav yang memunculkan stetmeent atau pernyataan bahwa "tidak memiliki anak adalah sesungguhnya obat penuaan alami untuk terlihat awet muda" dan memilih untuk cheldrfee. Dalam kaitannya dengan opini dan pernyataan sebetulnya tidak ada yang salah dengan apa yang di katakan influencer tersebut dan pilihannya untuk menjalani hidup rumah tangganya dengan childfree karena itu sepenuhnya hak dirinya dan pasangannya dalam menjalani hidup berkeluarganya.

Akan tetapi pernyataan atau penempatan pernyataannya itulah yang salah yang menjadikan boomerang bagi dirinya hingga banyak yang tidak suka dengan pernyataan dirinya apalagi childfree yang menurutnya menjadikan perempuan khususnya menjadi lebih awet muda, hal itu sebetulnya jauh sekali hubungannya. Kendatipun seorang peneliti yang meneliti awet mudanya seseorang mengatakan ada hubungannya antara childfree dengan awet mudanya seseorang.

 Riset ini  dilakukan oleh peneliti dari George-Mason University of Virginia membuktikan bahwa memiliki anak dapat membuat DNA perempuan lebih cepat menua. Kalau dikatakan childfree adalah salah satu cara agar kita terlihat awet muda mungkin hal ini bisa dibenarkan lantaran dikutip dari Practo bahwa "terlalu sering merasa tertekan merupakan salah satu penyebab kulit menjadi lebih cepat keriput". Oleh sebab itu, GitaSav memilih untuk mencegah penuaan dini dengan jalur "childfree".

Saya hanya membayangkan jika child free ini mulai banyak digandrungi oleh banyak pasangan di indonesia. Maka tidak menuntut kemungkinan indonesia akan sama halnya dengan negara jepang yang menutup sekolahnya yang banyak itu lantaran tidak ada muridnya, rumah-rumah kosong yang kemudian diambil alih lantaran tidak ada ahli warisnya dan kemungkinan terbesar adalah punahnya manusia dari peradaban bumi.

Padahal salah satu tujuan dari membangun rumah tangga adalah untuk menambah atau menghasilkan keturunan agar kehidupan manusia bisa terus berjalan hingga Tuhan mmengatakan atau menakdirkan berakhirnya kehidupan di bumi. Ini bukan perihal agama islam saja, karena mempertahankan keturnan sebetulnya sudah menjadi tugas pribadi setiap manusia.

Jauh dari pada itu, jika mereka para pasangan suami-istri memilih untuk menjalani kehidupan keluarganya dengan child free maka bisa dipastikan masa tuanya tidak aka nada yang mengurus seperti kasih dan sayangnya anak yang memiliki hubungan darah. Iya kalau pasangan itu dari kalangan orang yang punya hingga bisa membayar orang lain untuk merawat dirinya dihari tua nanti. Banyak pasangan yang mengatakan bahwa anak adalah obat untuk menghilangkan penatnya pekerjaan, menghilangkan sedihnya lantaran kehidupan yang penuh drama, menyenangkan hati yang sedang ganduh gulana.

Seperti yang dikatakan dalam agama islam bahwa anak adalah penyejuk mata dan pengisi hati para pasangannya. Anak pun menjadi salah satu alasan semangatnya pasangan ketika bekerja dan mungkin mmenjalani hidup agar bisa melihat anaknya sukses dan Bahagia nanti.

"Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74)

Berikut lima kedudukan anak dalam keluarga:

  • Kesenangan hidup
  • Penerus generasi
  • Penyejuk perasaan
  • Cobaan atau fitnah
  • Musuh

Di kitab Maqasidun Nikah, Hasan Sayyid Hamid Khitab mengutip pendapat Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, bahwa tujuan pernikahan adalah menjaga keberlangsungan hidup manusia. Dengan adanya pernikahan, umat Islam dapat melahirkan anak-anak salih dan salihah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline