Lihat ke Halaman Asli

Abdu

Penulis Keperempuanan

Kebebasan Perempuan

Diperbarui: 6 Februari 2023   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Koleksi Penulis

Kebebasan atau pilihan atas dasar dirinya dalam menjalankan sesuatu adalah hak bagi setiap orang tanpa memandang gender dari setiap orang. Laki-laki berhak untuk memilih pekerjaan yang dia mau. 

Seorang anak kecil berhak memilih untuk bermain apa disore hari. Seorang pembeli berhak memasan menu apa ketika tiba di sebuah restoran. Bahkan hewan pun berhak untuk mengawini betina seperti apa untuk menyalurkan nafsunya. Pun juga dengan tumbuhan berhak untuk tumbuh atau tidak dimanpun dia mau.

Ini perihal perempuan dan kebebasannya. Kebebasan perempuan ketika zaman sebelum lahirnya nabi tidak begitu memunculkannya, bahkan kata bebas atau kebebasan bagi perempuan seakan menjadi isapan jempol semata. 

Di zaman itu perempuan hanya dijadikan untuk menumpahkan hawa nafsu semata. Anak perempuan dianggap sebagai aib yang harus dimusnahkan sehingga penguburan secara hidup-hidup marak dilakukan kepada anak perempuan yang baru lahir.

Muhammad yang merupakkan rasul dan nabi hadir untuk mentiadakan adat-adat semacam itu yang sudah mandarah daging. Maka tidak heran jika ajaran agama islam begitu meninggikan drajat atau marwah seorang perempuan. Bukan karena kelemahannya perempuan akan tetapi karena kemuliaan perempuan yang Allah berikan kepadanya.

Robiah al-adawiyah seorang sufi perempuan yang begitu terkenal diseantero dunia. keterkenalannya bukan hanya dikalangan timur saja yang notabanenya beragama islam, barat pun tak luput dari jamahan keterkenalan sufi perempuan yang satu ini. 

Lahir di basrah, irak pada tahun 99 hijriah ini seorang perempuan yang bernama robiah al adawiyah yang biasa disebut dengan robiah ini tumbuh dari keluarga yang miskin dengan rumah gelap gulita. Kemiskinannya membuat keluarga nya kelaparan hingga akhirnya robiah tinggal sendiri menjadi yatim piatu dan kemudian dijual untuk dijadikan budak.

Robiah al-adawiyah yang kemudian dikenal juga lantaran tidak menikah selama hidupnya itu menjadi dasar bahwa permpuan berhak untuk mempunyai pilihan dalam hidupnya. Kisah dan dialognya bersama seorang ulama yang hendak meminangnya pada masa itu santer sekali hingga sekarang, begini dialognya kurang lebih

"Wahai Rabiah, pilihlah salah satu dari kami untuk menjadi suamimu. Karena nikah itu merupakan sunnah Nabi SAW, " kata Hasan

"Aku mempunyai beberapa pertanyaan, siapa yang dapat menjawabnya, maka saya peristrikan diriku dengannya, " katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline