Lihat ke Halaman Asli

Abdu

Penulis Keperempuanan

Air Susu Berbalas Madu

Diperbarui: 18 Januari 2023   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perempuan dan segala kerumitannya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah berujung dan menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Dewasa ini yang dengan kecanggihannya menjadi sebuah kemudahan dalam mengakses ynag baik maupun buruk terkait manusia yang bernama perempuan.

Bahasan mengenai perempuan sedikit banyaknya akan membahas tentang kehamilan, persalinan dan menyusui. Bahasan yang memang sudah kodrati bagi seorang perempuan.

Bukan bermaksud menggurui, tapi saya hanya mengajak untuk mengingat kembali. Seiring kemajuan zaman yang begitu pesat, apa pun bisa berubah sesuai keadaan. Segala peristiwa yang terjadi kadang diluar dugaan, dari yang dianggap biasa ternyata ada hal luar biasa di baliknya. Seperti peristiwa pada suatu hari yang pernah kutemui.

Rasa Hormat kepada Orang Tua

Sebuah obrolan yang pernah saya dengar mengenai perempuan kurang lebih seperti ini "siapa bilang melahirkan itu sesuatu yang menyakitkan? Tiga kali aku mengalami hal itu dan rasanya biasa-biasa saja. Bahkan rasa itu pun sudah lupa lagi," ungkap seorang ibu yang sedang bercengkram dengan ibu yang lainnya yang mengeluh kesakitan pasca melahirkan.

Obralan yang tadinya hanya membahas seputar kodrati perempuan saja kemudian melebar ke bahasan yang lainnya tentang hormat dan menghormati ibunya. Sikap durhaka yang dilakukan seorang anak akan menjadi dalih bahwa kelak kehidupannya akan jauh dari keberkahan. Hal ini menjadi sebuah keabsahan lantaran seorang ibu begitu beratnya tatkala saat-saat mengandung, melahirkan, menyusui dan kemudian membesarkan buah hatinya dengan penuh cinta.

Ibu-ibu tersebut juga menyayangkan, masih ada orang yang selalu menyakiti perasaan ibunya dengan kata-kata maupun perbuatan.

Ibu-ibu tentu menyayangkan akan maraknua orang yang selalu meyakiti ibunya dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Padahal mereka sudah tahu bagaimana perjuangan ibu yang bertaruh nyawa demi kelahiran putra putrinya dengan rasa sakit, yang ibarat dua puluh tulang dipatahkan bersamaan. Sungguh dahsyat. Sebuah pengorbanan yang mau dikorbankan oleh seorang ibu.

Pengorbanan yang nyata yang belum tentu seorang laki-laki bisa mendapatkan rasa sakit yang sama. Maka dari itulah kewajiban untuk berbakti kepada orangtuanya adalah hal yang harus ada disetiap anak dan dengan dibarengi rasa syukur karena mendapatkan orangtua yang begitu sayangnya kepada seorang anak. Inilah keidahan dan keharmonisan yang nyata bagi seorang anak dan orangtua. Hal ini pula harus sentiasa terpatri sejak dini agar seantiasa pula tumbuh subur seiring dengan dewasanya seorang anak dan menuanya orangtua.

Kita tengok kembali firman Allah dalam QS Luqman 31:14.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tua. Ibunya mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia 2 tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada orang tuamu. Hanya kepada-Ku kamu kembali."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline