Lihat ke Halaman Asli

Abdul Zahid Ilyas

Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB

Survelians Penyakit Hewan Berbasis Pelaporan Masyarkat

Diperbarui: 24 Juni 2024   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Surveilans adalah suatu sistem yang dilakukan secara terus menerus yang meliputi pengumpulan, analisis, dan interpretasi data frekuensi dan distribusi penyakit pada suatu populasi dan wilayah tertentu. Kegiatan ini dilakukan untuk kepentingan penetapan langkah-langkah pengendalian atau tindakan investigasi penyakit lebih lanjut. Sebagai salah satu instrumen dalam pengendalian penyakit, secara umum tujuan surveilans adalah untuk menunjukkan kondisi bebas penyakit, deteksi dini, pengukuran tingkat dan distribusi penyakit, serta menemukan kasus penyakit (case finding). Kegiatan surveilans diperlukan untuk mengetahui status kesehatan hewan dalam suatu negara, wilayah, zona, ataupun kompartemen, agar masalah yang ada dapat segera terdeteksi dan respon yang tepat dapat dilakukan.

Kebutuhan dan kemampuan surveilans setiap negara atau wilayah tentu berbeda-beda. Kebutuhan surveilans terkait dengan penyakit apa yang menjadi prioritas, program pengendalian penyakit spesifik yang diterapkan, serta status negara atau wilayah tersebut dalam perdagangan hewan atau produk asal hewan (pengimpor atau pengekspor). Sedangkan kemampuan surveilans berhubungan dengan ketersediaan sumberdaya utama seperti sumberdaya manusia, finansial, sarana transportasi dan komunikasi, laboratorium, sistem produksi, kondisi demografi, serta partisipasi aktif masyarakat dan industri. Sebagai contoh, negara atau wilayah dengan dukungan dana yang kuat dan berorientasi ekspor akan menerapkan sistem surveilans yang canggih demi memproteksi kegiatan pedagangannya. Sementara negara atau wilayah dengan pendanaan terbatas harus memprioritaskan kegiatan surveilansnya minimal agar mereka mampu mendeteksi penyakit hewan utama yang ada dan menekan dampak negatif serius dari penyakit tersebut.   

     

Selain terkait dengan soal kebutuhan dan kemampuan, pemilihan metode surveilans yang akan diterapkan tentu tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Banyak metode surveilans yang sudah dikembangkan yang dapat digunakan baik secara tunggal maupun kombinasi. Salah satu metode surveilans terpenting dan umum dilakukan di banyak negara adalah sistem surveilans penyakit hewan berbasis pelaporan masyarakat.   

Keunggulan dan Kegunaan Surveilans

 

Surveilans penyakit hewan berbasis pelaporan masyarakat merupakan sistem pelaporan penyakit yang melibatkan partisipasi masyarakat yakni peternak, pedagang ternak, kader kesehatan hewan (animal health worker), atau komponen masyarakat berkepentingan lainnya. Dari sisi pengumpulan data, sistem ini memiliki beberapa keunggulan yang sangat bermanfaat untuk mendukung kegiatan surveilans, yakni:

  •  Berlangsung terus menerus. Dalam banyak situasi, peternak melakukan kontak dengan hewan miliknya hampir setiap hari, sehingga jika terjadi kasus penyakit merekalah pihak pertama yang akan segera mengetahuinya.
  • Bersifat komperhensif oleh karena hampir semua hewan ternak di seluruh pelosok  negeri tercakup dalam sistem surveilans ini.
  • Cakupan populasinya sangat baik, mengingat peternak biasanya selalu mengawasi sebagian besar hewan ternak yang dimilikinya.
  • Relatif murah. Peternak dalam melakukan aktivitasnya membutuhkan bantuan petugas layanan veteriner sehingga kondisi ini sekaligus dapat dimanfaatkan untuk pengumpulan informasi yang terkait dengan kepentingan surveilans tanpa memerlukan biaya yang besar.

Dengan berbagai keunggulan tersebut di atas, surveilans berbasis pelaporan masyarakat dapat digunakan untuk tujuan berikut:

  • Peringatan dini (early warning) untuk penyakit dengan tanda-tanda klinis yang jelas dan tidak wajar, atau yang berdampak besar, sehingga lebih mungkin dilaporkan oleh masyarakat.
  • Mendukung pembuktian status bebas dari penyakit dengan tanda-tanda klinis yangz jelas dan tidak wajar, atau yang berdampak besar. Bahkan, metode ini merupakan satu-satunya alat bantu untuk peringatan dini penyakit baru (belum dikenali) karena tidak ada pengujian spesifik yang dapat dilakukan.
  • Mengidentifikasi penyakit-penyakit utama yang yang biasa ditemukan di suatu negara atau wilayah. Hal ini dapat dilakukan jika pelayanan veteriner dan laboratorium di lapangan memiliki kemampuan membuat diagnosis yang dapat diandalkan. Akan tetapi, karena adanya kemungkinan bias pelaporan, frekuensi relatif dari pelaporan penyakit yang berbeda tidak serta-merta mengindikasikan prevalensi relatif dari masing-masing penyakit.
  • Mendeteksi perubahan tingkat penyebaran penyakit seiring waktu.  Dengan adanya bias pelaporan, jumlah laporan suatu penyakit belum tentu mencerminkan prevalensi penyakit secara akurat. Namun demikian, jika bias tersebut kurang lebih tetap konstan seiring waktu, peningkatan jumlah laporan kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus yang sesungguhnya. Penting juga mempertimbangkan faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan frekuensi laporan seperti peningkatan kesadaran masyarakat, pergantian staf lapangan, dan sebagainya.
  • Deteksi kasus penyakit. Metode surveilans ini memiliki cakupan populasi sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pilihan surveilans terbaik untuk deteksi kasus penyakit yang kemungkinan besar dilaporkan oleh masyarakat, yakni penyakit dengan tanda klinis yang jelas dan tidak mudah tertukar dengan penyakit biasa.

Namun demikian perlu diingat bahwa surveilans berbasis pelaporan masyarakat tidak dapat bekerja efektif untuk beberapa keadaan berikut:

  • Rendahnya kesadaran dan komitmen masyarakat untuk melaporkan hewan ternaknya yang sakit.
  • Tanda-tanda klinis dan sindrom yang menyerupai penyakit yang biasa ditemui cenderung kurang dilaporkan.
  • Penyakit dengan anda-tanda klinis yang ringan cenderung luput dilihat dan dilaporkan.
  • Petugas lapangan tidak memiliki pengetahuan, motivasi dan sumberdaya yang   memadai untuk menginvestigasi laporan, memberikan diagnosis awal dan melakukan respon terhadap penyakit yang dilaporkan masyarakat.
  • Jika penyakit yang ditelaah merupakan target dari program pengendalian  namun  
  • tidak disertai program yang efektif untuk memberikan kompensasi atau mitigasi dampak pada penghidupan masyarakat, maka penyakit akan kurang dilaporkan.

Faktor Pengaruh Keberhasilan Surveilans

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline