Lihat ke Halaman Asli

abdul hamid

mahasiswa

5 Kebiasaan yang Merusak Manajemen Keuangan Milenial

Diperbarui: 28 Juni 2024   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bekerja di usia muda terkadang bisa menjadi fase menarik dalam karier sebagian orang. Pasalnya, pekerja milenial berusia 20-an dan 30-an memiliki beban kebutuhan yang relatif lebih kecil dibandingkan keluarga. Dengan demikian, mereka mempunyai peluang lebih besar untuk menikmati pendapatan dibandingkan pekerja yang sudah mempunyai tanggungan lebih banyak. 

Namun di sisi lain, tahapan ini merupakan tahapan yang dapat menentukan tahapan karir Anda selanjutnya. Sayangnya, sebagian pekerja milenial terlalu menikmati masa-masa ini. Tahap perencanaan keuangan seringkali dilewati karena kita sudah menjadi bagian dari suasana yang seringkali menyenangkan ini. Oleh karena itu, perlu juga dipikirkan model perencanaan keuangan yang lebih matang sehingga memudahkan transisi generasi milenial ke tahapan kehidupan selanjutnya. Saya ada solusi terbaik cobalah untuk menghindari lima kebiasaan buruk ini agar mengelola penghasilan dengan lebih baik.

1. Kurangnya Prioritas keuangan

Pekerja milenial sering kecanduan untuk mendapatkan barang tertentu saat mendapat gaji bulanan. Terkadang beberapa dari keinginan tersebut tampaknya tidak dibutuhkan dan diklasifikasikan sebagai kebutuhan tersier atau sekadar untuk kepuasan pribadi. Jika kebutuhan ini selalu terpenuhi, maka kebutuhan tersebut dapat mencakup beberapa aspek yang lebih penting seperti kebutuhan primer dan sekunder. Faktanya, rencana tabungan masa depan terkadang tidak terlaksana.

2. tidak adanya rencana yang jelas dan terukur di masa depan 

Salah satu motivasi orang untuk membuat rencana keuangan yang jelas adalah karena orang tersebut membuat rencana untuk masa depan yang ingin mereka capai. Beberapa pekerja milenial terkadang lupa membuat rencana ini sehingga mereka kemudian bisa mempersiapkan diri untuk memenuhi segala kebutuhannya, termasuk finansial. Atau ada pula yang sudah membuat rencana, namun kurang semangat untuk melaksanakannya karena terlalu puas dengan keadaan saat ini.

3.  tidak menghitung pengeluaran

Mengeluh di akhir bulan mungkin merupakan kebiasaan yang sering dijumpai pada kalangan pekerja, termasuk para pekerja muda dan mereka yang memiliki sedikit tanggungan. Padahal, hal tersebut bukan hanya berasal dari nominal gaji yang didapat, tapi juga dari cara pengelolaan pengeluaran yang kurang terorganisir. Beberapa pekerja terkadang membelanjakan penghasilannya dengan tidak bijaksana, terutama setelah hari gajian. 

4. malasnya menabung

Para pekerja muda yang baru saja memperoleh kemandirian pribadi pun bisa ikut larut dalam euforia mendapatkan gaji. Jika terlalu tinggi, para pekerja ini cenderung menghabiskan sebagian besar pendapatannya dan menyisakan sebagian untuk kebutuhan masa depan. Perencanaan keuangan yang buruk juga dapat menyebabkan gaji bulanan kosong dan tidak ada tujuan menabung..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline