Lihat ke Halaman Asli

Abdul Wahab Dai

Pegiat Jurnalisme Warga

Farida Soemargono: Peliharalah Kamus Prancis Pak Pierre Labrousse

Diperbarui: 2 Juli 2024   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Jenni Barus

Abdul Wahab Dai
Pegiat Jurnalisme Kewargaan

FARIDA Soemargono, istri mendiang Pierre Labrousse --leksikografer atau penyusun kamus dwibahasa Kamus Indonesia-Prancis terbitan PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta-- berpesan agar kamus yang telah disusun oleh suaminya kiranya dipelihara.

"Peliharalah kamus ini. Dibutuhkan partisipasi Anda karena kamus ini terus dikembangkan. Generasi muda harus ikut memikirkannya," pinta Farida.

Pak Pierre --demikian Farida menyebut suaminya saat seminar daring Mengenang dan Mengenal Pierre Labrousse kemarin petang, Sabtu, 22 Juni 2024--. Pierre dipanggil oleh Yang Kuasa 15 Maret 2024 silam di Hopital Charles Foix Ivry sur Seine, Prancis.

Sedaring (seminar daring) melalui temu virtual Zoom ini digelar oleh Alliance Francaise (AF) Medan, AF Semarang, dan AF Makassar. AF adalah Pusat Bahasa dan Kebudayaan Prancis yang tersebar di berbagai kota di seluruh dunia.

Bekerja sama dengan suaminya, Farida Soemargono sendiri telah menyusun kamus Prancis-Indonesia bersama dengan Winarsih Arifin menjadikan dwikamus ini sepasang kamus "dwitunggal".

Kedua mahakarya ini juga diterbitkan Gramedia. Kamus dwibahasa Prancis-Indonesia ini adalah kebalikan dari "Kamus Merah" Labrousse (yang bersampul merah). Labrousse menyusun Kamus Indonesia-Prancis, sedang istrinya menyusun Kamus Prancis-Indonesia.

Ditanya oleh peserta sedaring perihal kesulitan dan tantangan yang dihadapi saat penyusunan dwikamus ini, Farida --yang dalam seminar ini menulis nama akun Zoom-nya sebagai Farida Labrousse-- menyebut adanya perbedaan budaya dan pola pikir serta sikap pandang antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat Prancis.

"Ini tidak mudah diatasi. Namun kami mencari jalan dengan menerangkan makna setiap kata walau ini agak berat," demikian Farida menjelaskan.

Saya menyaksikan sendiri isi kamus ini pada masa-masa kuliah 1995-2001 di Jurusan Sastra Barat Roman Unhas Makassar dan tempo setelahnya. Walau bukan sebuah kamus bergambar, beberapa kata Indonesia yang sulit dipahami oleh orang Prancis bahkan disertai gambar agar lebih akurat. Misalnya untuk kata "bersila", maka disertakanlah gambar seseorang yang sedang bersila. Kamus ini disertai muatan-muatan kultural sebagaimana disebutkan oleh salah seorang peserta sedaring.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline