Kini lebih dari 65 tahun negara kita telah merdeka, rasanya sangat miris sekali melihat diberbagai tayangan televisi, yang mempertontonkan prilaku para penegak hukum kita, yang dengan mudahnya ikut terjerumus menjadi atau melindungi para pelaku kejahatan hanya karena Uang, mulai dari kasus Artalita Suryani,kriminalisasi KPK, Centuri,Susno Duaji, Joki Napi dan terakhir Gayus Tambunan. Dan anehnya semua ngaku benar dan berkelit dengan argumennya.
Para politisi dan pengamatpun ikut berdebat dengan argumen dan analisisnya,yang tetap saja tak mampu menyelesaikan masalah. Mereka hanya berputar-putar saja tanpa ending yang jelas dan memberikan harapan bagi tegaknya keadilan di negeri ini.
Sungguh aneh sekali negeri ini. Kebenaran dan keadilan susah sekali dimengerti oleh rakyatnya sendiri. Kebenaran dan keadilan yang ada hanyalah berdasarkan persepsi,argumen dan analisa pribadi atau golongan. Kebenaran dan keadilan hanyalahmilik Si kaya dan yang pandaimemainkan hukum. Keadilan dan kebenaran bisa diperjual belikan
Lalu harus kemana aku mencari arti kebenaran dan keadilan?Masih adakah secercah harapan pada para pemimpin kita, para politisi kita dan para cendekia kita? untuk memberikan arti kebenaran dan keadilan yang sesungguhnya.
“Astaghfirllah hal adziim......lebih baik kucukupkan saja tulisan ini, laluambil wudhu dan melakukan sholat malam dan selesai sholat tak lupa aku berdo’a “Ya Rabb tunjukkanlah bahwa yang benar adalah benar dan berikan Aku kekuatan untuk mengikutinya dan berikanlah bahwa yang salah adalah salah dan berikanlah aku kekuatan untuk menjauhinya”
dan tidak lupa aku berdo’a untuk bangsa ini” Ya Rabb berilah kekuatan dan keberanian para pemimpin dan rakyat negeri ini untuk berada di jalan yang benar dan berilah kekuatan dan keberanian para pemimpin dan rakyat negeri ini untuk mengakui kesalahannya jika melakukan kesalahan, berikanlah kekuatan dan kemampuan para pemimpin kami untuk menegakkan keadilan.“amiin... kututup do’a berharap Tuhan mengabulkan do’aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H